Disebut Mendukung Prostitusi Pasar Beras
Warga Kecam Pernyataan Bayu Pancapati
Mataram
(Suara NTB) –
Pernyataan
Kepala Bidang Tramtibum Satpol PP Kota Mataram, Bayu Pancapati mengundang
reaksi dari warga cakranegara, khususnya yang berdomisili di sekitar Pasar
Beras (sekarang Pasar Panglima, red). Wargapun mengecam pernyataan bayu
Pancapati yang menyebutkan bahwa dugaan praktik prostitusi di Pasar Beras masih
berlangsung, lantaran ada dukungan dari masyarakat setempat.
Seorang
warga yang berdomisili tepat di belakang Pasar Panglima, I Wayan Suharta Putra,
kepada Suara NTB, Rabu (6/11)
membantah keras pernyataan pihak Satpol PP yang menyatakan, masih maraknya
dugaan praktik prostitusi lantaran adanya dukungan dari masyarakat. Menurut
dia, masyarakat justru risih dengan hal itu. Karenanya, warga bersama pihak
Kelurahan justru menolak adanya praktik pemuas syahwat di sana. ‘’Kalo Pol PP
sering turun kemudian mengatakan ada dukungan masyarakat, mungkin kita percaya.
Saya rumah saya tepat di belakang pasar itu, tidak pernah lihat ada Pol PP
turun, kok bisa bilang masyarakat mendukung,’’ ujarnya.
Camat
Cakranegara, Salman Rusdipun tidak kalah geram. Ia membantah kalau ada
pihak-pihak yang menyebut masyarakat
setempat mendukung praktik prostitusi di Pasar Beras. “Kita tidak tahu persis,
masyarakat mana yang mendukung,” tuturnya. Kata Salman Rusdi, keberadaan Pasar
Beras memang menjadi problem pemerintah.
Selain
berada dekat dengan tempat ibadah, menggangu citra Kota Mataram yang menjunjung
visi misi religius dan berbudaya. Padahal, pihaknya telah melakukan penyisiran
dan penertiban bersama Polisi dan Satpol PP. Hanya saja, dalam penggerebekan
tidak ditemukan satu orang pun berada di lokasi, karena diduga penertiban telah
bocor. ”Kita pernah lakukan razia, tetapi tidak satu orang pun kita temukan,”
ungkapnya.
Menyinggung
adanya pemain baru dan tempat pijat dijadikan sebagai tempat praktik prostitusi,
Salman Rusdi menduga ada oknum tertentu yang sengaja melakukan pembiaran. Dugaan
tempat pijat dijadikan tempat praktik, sambungnya, pihaknya akan melakukan cross check dan mempertanyakan izin
operasinya.
Kalau
pun ditemukan praktik di tempat tersebut, ia akan memberikan tindakan tegas
kepada oknum yang bersangkutan. Ditanya apa solusi yang dilakukan pihaknya?
Salman mengatakan akan melakukan razia secara rutin, dengan melibatkan aparat
kepolisian, agar pelaku mendapatkan shock
therapy. Sejauh ini, katanya, pihak telah melakukan koordinasi dengan PSKW
(Panti Sosial Karya Wanita) Budi Rini, untuk menampung pelaku yang terjaring
razia. (cem/fit)
Comments