TWLB Mengecewakan
ANGGOTA
Komisi IV DPRD Kota Mataram, H. Azhar Ansori mengaku prihatin dengan kondisi
TWLB (Taman Wisata Loang Baloq) yang tidak terurus. Tidak saja wahana bermain
yang rusak, kebersihan objek wisata itu juga kurang mendapat perhatian. ‘’Untuk
yang di Loang Baloq ini kita memang sedang melakukan pembenahan terkait masalah
pengelolaan maupun infrastruktur fisiknya,’’ tuturnya kepada Suara NTB di DPRD Kota Mataram, Selasa
(2/2).
Azhar
Ansori mengaku cukup sering berkunjung ke TWLB dan anggota Dewan dari dapil
Mataram – Sekarbela ini tidak menyangkal bahwa kondisi TWLB sangat
mengecewakan. Karena apa yang sesungguhnya menjadi tanggungjawab Disbupar
(Dinas Kebudayaan dan Pariwisata) Kota Mataram, ternyata tidak seperti apa yang
dibayangkan komisi yang membidangi masalah pariwisata ini.
Menurut
Azhar Ansori, tidak hanya TWLB Loang Baloq, tetapi banyak taman-taman di Kota
Mataram tidak menjadi sesuatu yang membanggakan. Katanya, karena pengelolaan
TWLB dilakukan oleh pihak ketiga, maka kewenangan untuk itu juga dilimpahkan
kepada pihak Kecamatan Sekarbela.
‘’Dari
pihak kecamatan ini yang belum kita lihat secara jelas bagaimana mekanisme dan
pemeliharaannya sampai sekian tahun Loang Baloq itu dioperasionalkan,’’ ucap
politisi PKS ini. Sementara, anggaran yang ada di Disbudpar Kota Mataram, belum
diarahkan ke sana (penataan TWLB, red). Azhar Ansori mengatakan perlu ditarik
benang merah dari kondisi TWLB yang memprihatinkan itu.
Supaya,
lanjutnya, ada kejelasan terkait pengelolaan berikut penataan. Karena dari
hasil rakor dengan Disbudpar Kota Mataram belum lama ini, SKPD pimpinan Abdul
Latif Nadjib ini mengaku, pihaknya tidak punya tempat wisata yang dikelola
langsung oleh Disbudpar Kota Mataram. ‘’Kok
aneh. Disbudpar sendiri tidak tahu lahan-lahan wisata yang harus dia kelola.
Bahkan kita minta program unggulannya saja dia (kadis, red) tidak bisa menjawab,’’
sesalnya.
Sebagian
besar anggota Komisi IV, kata Azhar Ansori, kecewa akan hal itu. Meskipun
anggaran pemeliharaan TWLB tidak ada di Disbudpar, namun paling tidak Disbudpar
Kota Mataram harus pro aktif untuk melihat dari dekat bagaimana tata kelola
tempat-tempat wisata yang ada di Kota Mataram.
Pasalnya
Mataram menjadi garda terdepan masuknya wisatawan ke NTB. ‘’Makanya sekarang
kita ndak mau kecewa lagi. Kalau Disbudparnya angkat tangan, apalagi yang
lain-lain,’’ pungkasnya. (fit)
Comments