Jangan Bebani Masyarakat
Abdul Malik |
LPG
mulai limit di pasaran. Terbatasnya jumlah LPG di pasaran dibarengi dengan
lonjakan harga di atas HET. Sejumlah pengecer mulai menjual LPG dengan harga Rp
19 ribu per tabung isi ulang. Para pengecer beralasan pasokan LPG dari pangkalan
terbatas sehingga terpaksa menjual dengan harga yang cukup tinggi. Kondisi ini
dibenarkan oleh anggota Komisi II DPRD Kota Mataram, Abdul Malik, S.Sos.
Bahkan,
Malik mengaku baru-baru ini mendapat aduan dari masyarakat yang ada di
Seganteng Cakranegara perihal limitnya LPG 3 kilogram. Informasi yang beredar
bahwa pemerintah secara bertahap akan menarik tabung LPG 3 kilogram dan
menggantinya dengan Bright Gas dengan volume 5,5 kilogram. Artinya, lanjut
Malik, kalau memang pemerintah melalui Pertamina akan melakukan konversi dari
tabung LPG 3 kilogram ke 5,5 kilogram, agar tidak dibebankan kepada masyarakat.
‘’Seperti
sekarang misalnya LPG 3 kilogram limit, yang ada hanya yang 5,5 kilogram, terus
tabung LPG nya tidak diterima oleh Pertamina, itu pemerintah harusnya
mensubsidi,’’ ujar Malik kepada Suara NTB
di ruang kerjanya, Selasa (27/12). Menurut dia, kalau memang pemerintah
berkomitmen mendistribusikan Bright Gas, maka semua lapisan masyarakat
sebaiknya menggunakan Bright Gas.
Politisi
Golkar ini tidak menyangkal bahwa penggunaan Bright Gas akan memberatkan
masyarakat. Mengingat harga isi ulang tabung warna pink itu jauh lebih mahal
ketimbang LPG 3 kilogram. ‘’Bagaimana langkah pemerintah? Pemerintah perlu
berpikir, apakah dengan jalan mensubsidi atau apa,’’ cetusnya. Pada prinsipnya,
kata Malik, Dewan tidak keberatan, bahkan mendukung langkah pemerintah
melakukan konversi LPG dari 3 kilogram menjadi 5,5 kilogram.
Namun
demikian, konversi itu hendaknya tidak membebani masyarakat. Sehingga, kalau memang
pemerintah menetapkan masyarakat harus menggunakan Bright Gas, maka pada tahap
awal, perlu ada subsidi. ‘’Kami sebagai Dewan, tidak mau masyarakat dirugikan
dalam hal ini,’’ imbuhnya. Apalagi kondisi ekonomi secara nasional dianggap
belum mampu didorong menggunakan bahan bakan non subsidi.
Malik
menyesalkan kebijakan pemerintah pusat yang belum lama meminta masyarakat
beralih dari minyak tanah menjadi LPG 3 kilogram. ‘’Dulu susah sekali mengajak
masyarakat pindah dari minyak tanah ke LPG 3 kilogram. Sekarang setelah
masyarakat nyaman dengan LPG 3 kilogram, malah disuruh pindah ke 5,5
kilogram,’’ sesalnya. (fit)
Comments