Makna Sumpah Pemuda, Tidak Semua Persoalan Bisa Diselesaikan dengan Demokrasi

Hari ini, tanggal 28 Oktober 2009, sudah 81 tahun sumpah pemuda diikrarkan. Ada yang hilang dari anak negeri ini ketika kebanggaan sebagai Pemuda Indonesia tercabik-tercabik oleh kontaminasi kehidupan para pemuda dengan nilai-nilai budaya asing.

Demikian pendapat Ketua PW Pemuda Muhammadiyah, H. Ahsanul Khalik, S.Sos., memaknai hari Sumpah Pemuda. Menurut dia, para pemuda nyaris melupakan budaya bangsa sendiri. Kebanyakan Pemuda sekarang lebih senang dikatakan menjadi anak gaul yang terbiasa dengan hiburan kafe, hidup bebas yang kurang terikat dengan norma-norma moral dan Agama. Mereka lebih bangga dengan hal tersebut daripada disebut pemuda yang alim, pemuda baik-baik. Karena hal-hal yg baik tidak mengikuti trend pergaulan dianggap kuno.

Bayangkan saja, lanjutnya, begitu banyak generasi yang hilang/lost generation akibat Narkoba, HIV/AIDS dan lain-lain. Pada sisi lain juga khususnya pada kalangan pemuda terpelajar mereka lebih bangga dengan sebutan aktivis dengan teori-teori demokrasi dan HAM serta pandangan negara barat daripada lebih mengedepankan yg berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, sehingga penghormatan dan kehormatan terhadap lambang-lambang negarapun menjadi luntur.

Lembaga Kepresidenanpun sekarang diparodikan, menghujat Presiden, Pejabat Negara, bahkan para pendahulu dianggap biasa. Ini sebenarnya, kata Khalik, penyakit yg harus disembuhkan oleh Pemuda Indonesia pada momen Hari Sumpah Pemuda sekarang ini. Pemuda harusnya lebih bangga ketika disebut sebagai aktivis yang mengedepankan pola-pola penyampaian pendapat, kritik dan saran yg berlandaskan nilai-nilai keindonesiaan.

Jagan hanya bangga ketika dianggap sebagai aktivis yang selalu bertentangan dengan pemerintah. Demonstrasi suatu keharusan ketika semua saluran mandeg tapi tidak semua persoalan harus melalui demonstrasi. ''Bahkan tidak jarang kita melihat oknum Pemuda yang disebut aktivis ini menggadaikan idealisme yang mereka perjuangkan untuk kepentingan sesaat yang bahkan merugikan kepentingan bangsa dan negara serta kepentingan umum,'' paparnya.

Hal-hal seperti ini sudah saatnya dibenahi, karena reformasi yang terus bergulir sekrang ini harus menemukan arahnya yang tepat dan untuk semua ini Pemuda menjadi tumpuan harapan untuk memperbaiki dan memberi kompas pengarah. Yang penting saat ini adalah mengapus air mata ibu pertiwi dengan mewujudkan kebanggaan sebagai pemuda Indonesia sejati. (fit)

Comments

Popular Posts