Perjuangan Mendapatkan Akte Kelahiran, Rela Antre dari Pagi Demi Anak Bisa Sekolah

Sekolah kini tidak segampang dulu. Dulu, meski tidak memiliki akte kelahiran, tidak ada sekolah yang menolak calon siswa, asalkan calon siswa itu telah cukup umur untuk sekolah. Sekarang sebaliknya, tidak ada satu sekolahpun yang mau menerima calon siswa yang tidak punya akte kelahiran. Terutama untuk calon siswa Taman Kanak-kanak dan calon siswa Sekolah Dasar. Maka, jadilah orang tua calon siswa kelabakan membuat akte kelahiran.

Suasana pembuatan akte kelahiran di Dinas Dukcapil Kota Mataram, Rabu (29/5) kemarin. Jumlah pemohon tidak seperti hari biasa. Ratusan warga yang hendak membuat akte kelahiran untuk anaknya sudah antre sejak pagi hari. Sementara pelayanan ditutup jam 12 setiap hari kerja. (Suara NTB/fit)

SETIDAKNYA mereka harus berjuang keras untuk mendapatkan selembar legalitas jatidiri sang anak yang bernama akte kelahiran. Meski hidup bukan di zaman perang, namun perjuangan para orang tua mendapatkan akte kelahiran untuk anaknya cukup melelahkan. Mereka terpaksa berpeluh-peluh di depan loket urusan akte kelahiran di Dinas Dukcapil Kota Mataram.

Tidak ada pilihan lain bagi orang tua, selain mengikuti tahapan demi tahapan demi terbitnya akte kelahiran. Jika mundur atau tidak sanggup memenuhi tujuh persyaratan permohonan akte kelahiran, maka ancaman anak tidak bisa sekolah sudah menanti. Maka jadilah Dinas Dukcapil dipadati orang tua yang berburu akte kelahiran. Suasana penuh dan sesak di depan loket akte kelahiran, mau tidak mau membuat mereka harus banyak bersabar.

Sebab, beberapa hari terakhir, jumlah permohonan akte kelahiran melonjak drastis. Jumlahnya tidak lagi puluhan, melainkan ratusan orang. Bahkan demi mendapat pelayanan yang cepat, banyak warga yang datang lebih awal, bahkan bersamaan dengan jam buka Dinas Dukcapil Kota Mataram.

Naimah (43), salah seorang warga asal Lingkungan Pande Besi, Kelurahan Sekarbela Kota Mataram yang ditemui Suara NTB di sela-sela mengurus akte kelahiran untuk anak kelimanya di Dinas Dukcapil Kota Mataram, Rabu (29/5) kemarin, mengaku datang datang ke Dinas Dukcapil sekitar pukul 07.30 Wita. Dengan datang lebih awal, ia berharap loket masih sepi, sehingga ia mendapat pelananan perdana.

Namun ia terpaksa kecewa. Sebab, ketika ia tiba di Dinas Dukcapil pada pukul 07.30 Wita, sudah banyak warga lainnya yang tiba lebih dulu. ‘’Ini saya dapat nomor antrean 74,’’ sebutnya sembari menunjukkan secarik kertas kecil yang bertuliskan nomor antrean 74. Ia bertekad akan menuntaskan urusan akte kelahiran anaknya yang akan masuk TK, hari itu juga. Sebab sangat rugi rasanya, sudah datang pagi tapi kembali lagi pada hari berikutnya. Padahal, berkasnya telah lengkap.

Pantauan Suara NTB di Dinas Dukcapil Kota Mataram, Rabu (29/5) kemarin, suasana berbeda dengan hari-hari biasa. Sejumlah orang berjubel di depan loket akte kelahiran di kantor setempat. Umumnya, mereka yang berburu akte kelahiran, adalah warga yang anaknya baru akan mendaftar masuk TK atau SD tahun ini. Tingginya animo masyarakat mengurus akte kelahiran untuk anaknya, juga tidak terlepas dari kebijakan pemerintah yang menggratisnya akte kelahiran.

Sebelumnya, Kepala Dinas Dukcapil Kota Mataram, Dra. Dewi Mardiana Ariany mengatakan, pihaknya terus mendorong para orang tua segera mengurus akte kelahiran anaknya. Tidak saja saat mereka membutuhkan, misalnya menjelang pendaftaran masuk sekolah seperti sekarang ini. Sebab, sesuai peraturan, pembuatan akte kelahiran tidak dipungut biaya. (fit)

Comments

Popular Posts