Wawancara Khusus Pimpinan DPRD Kota Mataram (2), Pemkot Harus Bangun Pola Koordinasi Cepat, Mudah dan Akurat
H.Didi Sumardi, SH |
TARGET
WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) sudah menjadi harapan bersama. Baik eksekutif,
legislatif maupun masyarakat. Karena, predikat WTP itu merupakan salah satu
indikator keberhasilan mengelola
keuangan daerah dengan baik dan benar. Predikat yang diberikan oleh lembaga
auditor dalam hal ini BPK, bukan sekadar prestise tapi harus diwujudkan. Demikian
pendapat Wakil Ketua DPRD Kota Mataram, H. Didi Sumardi, SH (HDS) yang
mengemuka dalam wawancara khusus pimpinan DPRD Kota Mataram dengan Suara NTB.
Meski
saat ini Mataram baru berhasil mendapatkan predikat WDP (Wajar Dengan
Pengecualian) namun baik eksekutif maupun legislatif memiliki spirit, tekad,
niat dan harapan untuk bagaimana mewujudkan pengelolaan keuangan daerah yang
baik, yang dibuktikan dengan predikat WTP nantinya. Perwujudan dari komitmen
itu, sambung HDS, manakala WTP sudah diraih, tentu dengan predikat itu,
selanjutnya harus lebih baik lagi. Sehingga itu menjadi kunci kondisi, posisi
standar terendah dengan predikat WDP. Kalau dilihat secara umum, dari aspek
spirit kemudian komitmen, maka tentu hal ini akan berdampak secara luas bagi
masyarakat. Dengan predikat itu membuktikan bahwa Pemkot Mataram telah mampu
mengelola keuangan daerah dengan baik. Ini diharapkan mempunyai dampak positif
bagi masyarakat.
Antara
lain memberikan kepercayaan, memberikan dukungan dan partisipasi sehingga masyarakat
lebih besar lagi terlibat dalam pembangunan di Kota Mataram. Sebagai respon
positif, tidak ada lagi keraguan dari masyarakat secara keseluruhan terhadap
bagaimana komitmen mengelola pembangunan. ‘’Itulah mengapa kita berobsesi
meskipun bukan satu-satunya tetapi bisa menjadi salah satu cara bagaimana
menghindari terjadinya penyalahgunaan keuangan daerah,’’ terang HDS.
Menurut
politisi Partai Golkar ini, Mataram sangat berkepentingan mendapat predikat WTP.
Predikat ini sifatnya bukan simbolik semata. Melainkan substantif dan filosofis
yang memang bermanfaat bagi daerah dan semua perangkat pemerintahan, baik Dewan
maupun masyarakat. Bagaimana mencapai WTP, kata HDS, sebenarnya tinggal satu
langkah. Satu langkah yang dimaksud, bagaimana melaksanakan sungguh-sungguh apa
yang menjadi rekomendasi BPK. ‘’Itu saja kuncinya,’’ tandasnya. Oleh karena
itu, tidak ada pilihan lain, selain melaksanakan secepatnya apa yang menjadi
rekomendasi BPK. Untuk menindaklanjuti audit BPK, jawabannya terletak pada
bagaimana kesungguhan SKPD bersangkutan khususnya. ‘’SKPD ini diharapkan respon
positifnya, tanggung jawabnya dan komitmennya bagaimana membangun irama yang
sama,’’ tandasnya.
Ia
menekankan, beberapa hal yang menjadi catatan di SKPD, betul-betul bisa
ditindaklanjuti dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. ''Saya kira lebih cepat
kita clearkan, itu lebih bagus,''
ujar HDS. Dengan telah ditindaklanjuti rekomendasi BPK sebagai bentuk
kesungguhan Pemkot Mataram menghadirkan pengelolaan keuangan yang baik,
bertanggung jawab, akuntabel, transparan dan memenuhi kaidah dan norma sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Secara
paralel, harus dibuat sistem yang mana mengarah kepada semakin mantapnya sistem
pengelolaan keuangan daerah. Ini berangkat dari refleksi kelemahan dalam
mengelola keuangan. Contohnya soal aset yang berlarut-larut bisa clear. Dalam hal ini harus terbangun
sistem menyeluruh yang tidak memungkinkan ada celah tidak tertibnya soal aset. Sehingga,
masalah aset ini seterusnya akan clear
supaya tidak ada mispengelolaan atau misdata soal aset.
Semua
SKPD, demikian HDS, harus memiliki aparat yang handal mengelola administrasi
keuangan daerah. Hal ini terletak pada struktur yang memiliki tupoksi itu. Karenanya
SKPD harus dievaluasi secara menyeluruh. Harus dipastikan, struktur yang ada,
memiliki tupoksi mengelola administrasi keuangan. Aparat atau staf yang ada di
SKPD bersangkutan harus betul-betul handal dan kapabel, sehingga Sekdapun tidak
akan kesulitan. Ia berharap dalam waktu cepat, secara keseluruhan SKPD harus mempunyai
staf yang handal dan kapabel.
Bagian
tidak terpisahkan dari langkah-langkah menindaklanjuti rekomendasi BPK, Pemkot
Mataram harus membangun pola koordinasi yang cepat, mudah, akurat, efektif dan
berkesinambungan antara SKPD dengan Sekretariat Daerah. Ini menyadari bahwa
tugas-tugas di eksekutif bukan hanya pengelolaan administrasi keuangan. Hal ini
harus mendapat porsi perhatian yang lebih banyak. Artinya, harus dilakukan
upaya tertib administrasi pengelolaan keuangan daerah secara periodik. Harus
ada evaluasi setiap tiga bulan. ''Bagaimana keadaannya, apa catatannya,
selesaikan cepat dalam tiga bulan itu,'' terangnya.
Meskipun
pengelolaan keuangan yang telah berjalan selama ini yang dikelola oleh Bagian
Keuangan sudah menerapkan satu sistem yang sangat akuntabel dan transparan untuk
penggunaan keuangan daerah namun demikian, tidak cukup dengan itu. Harus ada
evaluasi secara bertahap sehingga pada akhir tahun anggaran benar-benar clear. Sehingga pada saat BPK melakukan
audit di awal tahun anggaran berikutnya, semua sudah siap. Bagian dari sistem
manajemen pengelolaan keuangan daerah adalah dengan telah diterapkannya CMS (Cash Management System) antara Pemkot
Mataram dengan BPD NTB, hendaknya terus didayagunakan dengan maksimal sebagai
acuan dalam menyehatkan cashflow (arus
kas). ‘’Sistem ini sangat transparan karena kita dapat mengetahui kondisi kas
daerah yang bisa diakses secara langsung di Kantor Walikota Mataram tanpa harus
datang ke BPD NTB,’’ jelasnya.
Hal
ini mempermudah memonitor tingkat serapan anggaran per triwulan sehingga dapat
meminimais penumpukan realisasi program pada akhir tahun anggaran. CMS juga
mempercepat mencairkan anggaran di BPD dengan tidak lagi membawa SP2D sehingga
prosesnya lebih cepat.
Hal
ini harus didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai berbasis IT
(Informasi dan Teknologi). ‘’SDM harus menguasai IT,’’ cetus HDS. Kalau hal ini
dilakukan, ia optimis WTP bisa diraih Pemkot Mataram. Sebagai bentuk apresiasi,
Pemkot Mataram harus memberikan reward
(penghargaan) bagi SKPD yang mengelola administrasi keuangannya dengan baik.
Demikian
pula sebaliknya, harus ada punishment
(hukuman) terhadap SKPD yang kurang baik dalam pengelolaan keuangan. Ini
merupakan bagian dari sistem yang harus dibangun. Meskipun ini bukan tujuan
tetapi hal-hal semacam itu juga penting
diterapkan sebagai bentuk spirit. ‘’Kalau ini dilakukan dengan sungguh-sungguh,
WTP bukan barang terlalu sulit, apalagi Mataram sudah dalam posisi selangkah
lagi,’’ ucapnya optimis.
Comments