Posyandu Jangan Diharapkan sebagai Informan
Lalu Suryadi |
ANGGOTA
Komisi II DPRD Kota Mataram Lalu Suryadi mengaku cukup sedih melihat kenyataan
tingginya angka kasus gizi buruk di Kota Mataram. Menurut dia, hal ini sebagai
akibat Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Mataram, terlalu bergantung kepada Posyandu
(Pos Pelayanan Terpadu).
‘’Wajar
kalau mereka (Posyandu, red) kurang maksimal. Karena ibaratnya mereka ini
pekerja sosial,’’ ujar Suryadi. Ini tampak dari minimnya insentif yang diterima
kader-kader posyandu setiap bulannya. Solusinya, Dikes Kota Mataram didorong
membangun sinergitas baru. Baik sinergitas dengan Posyandu maupun kader-kader
PKK. Selain ini, Dikes, lanjutnya, harus lebih kreatif.
Sebab,
tidak saja Posyandu yang dinilai kurang maksimal menjangkau persoalan-persoalan
yang ada di tengah masyarakat, namun ada juga persoalan lain yang perlu
dicermati. Suryadi melihat, partisipasi masyarakat untuk mau datang ke
Posyandu, juga terbilang masih rendah. ‘’Ini harus dicari tahu apa
penyebabnya,’’ pinta politisi Partai Amanat Nasional ini.
Suryadi
menyarankan kepada Dikes Kota Mataram untuk melakukan pendekatan secara
kekeluargaan terhadap masyarakat. Lebih bagus lagi, sambungnya, kalau ada
petugas kesehatan yang mendatangi warga dari rumah ke rumah. ‘’Jadi jangan hanya
terima laporan saja,’’ cetusnya.
Ia
menegaskan, bahwa keberadaan Posyandu seyogiyanya jangan diharapkan sebagai
informan. Sebetulnya, menurut Suryadi, tidaklah sulit untuk mendeteksi masalah
kesehatan di tengah masyarakat asalkan struktur pemerintahan berjalan dengan
baik.
Suryadi
juga berharap ke depan porsi anggaran di bidang kesehatan di Kota Mataram bisa
meningkat. Paling tidak mendekati standar minimal pemerintah pusat yakni
sekitar lima persen dari total APBD. Dengan penambahan anggaran kesehatan,
membuka peluang bagi Dikes untuk menambah tenaga kesehatan. Menyinggung masih
adanya sarana kesehatan yang membutuhkan perhatian pemerintah, karena
keterbatasan anggaran Suryadi lebih setuju jika dilakukan intervensi objek
persoalan terlebih dahulu.
‘’Kalau
dihadapkan pada dua persoalan sih, lebih baik objeknya dulu. Tapi kalau bisa
dikerjakan dua-duanya bagus,’’ tandasnya. (fit)
Comments