Randis Bukan untuk Digudangkan
PERNYATAAN
Kepala BPKAD (Badan Pengeloaan Aset dan Keuangan) Kota Mataram, Yance Hendra
Dirra yang mengatakan, yang masih menjadi kendala jika randis ditarik, pihaknya
belum mempunyai tempat yang representatif untuk memarkir kendaraan tersebut,
membuat Wakil Ketua DPRD Kota Mataram, I Wayan Sugiartha, terusik.
‘’Saya
heran kalau ada pernyataan seperti itu,’’ cetusnya menjawab Suara NTB di Mataram, Minggu (29/6). Penarikan
aset bergerak berupa kendaraan operasional, bukan semata-mata untuk dilakukan
pelelangan. Sepanjang, belum mencukupi syarat untuk dilakukan pelelangan
kendaraan dinas, jelas tidak boleh dilakukan pelelangan. Ia menekankan,
penarikan randis bukan untuk digudangkan.
Seharusnya,
BPKAD memiliki data yang lengkap berapa jumlah randis yang masih berada di
tangan pensiunan. Sehingga, nantinya kalau dilakukan penarikan randis, jelas
jumlahnya berapa yang akan dilakukan penarikan. Selain itu, penarikan randis,
seharusnya dilanjutkan dengan langsung didistribusikan kembali kepada SKPD yang
masih kekurangan kendaraan dinas. Terutama SKPD yang bersentuhan langsung
dengan masyarakat.
‘’Berapa
SKPD yang masih kekurangan kendaraan operasional, itu juga harus ada,’’
imbuhnya. Kebingunan BPKAD dinilai politisi PDIP ini sebagai bentuk koordinasi
dengan SKPD lain, tidak berjalan dengan baik. Wayan Sugiartha juga
mempertanyakan kualitas SDM yang ditempatkan Walikota di BPKAD. Ia menyesalkan
pernyataan Kepala BPKAD Kota Mataram yang terkesan seperti orang baru yang
tidak mengerti apa-apa.
‘’Meskipun
SKPD nya baru, tapi inikan orangnya orang lama,’’ sebutnya. Wayan cukup
memaklumi jika penempatan pejabat di BPKAD sebagai lembaga baru, belum
maksimal. Namun kalau berharap penempatan itu bukan sekadar memenuhi jabatan
yang lowong. Ia juga menaruh harapan besar bahwa SDM yang ditempatkan di BPKAD
adalah SDM yang benar-benar berkompeten.
Untuk
terus meningkatkan kapasitas kemampuan SDM yang ada di BPKAD, Wayan Sugiartha
mengusulkan untuk dilakukannya pelatihan. ‘’Bila perlu, suruh sekolah semua
orang-orang di BPKAD itu,’’ pungkasnya. Karena bagaimanapun juga, mengurus
aset, bukanlah perkara yang mudah. Wayan Sugiartha mengatakan, tertib aset
bukan semata-mata untuk mengejar WTP (Wajar Tanpa Pengecualian).
Ia
mendukung langkah Pemkot Mataram seperti yang disampaikan Sekda Kota Mataram
dalam rapat paripurna baru-baru ini, bahwa Pemkot sedang berkoordinasi dengan
Pemkab Lobar untuk menelusuri aset bersama di Loang Baloq. Selain itu, ia juga
meminta BPKAD menelusuri kepemilikan tanah pecatu oleh kaling maupun pekasih.
‘’Banyak itu yang masih belum jelas kepemilikannya,’’ demikian Wayan Sugiartha.
(fit)
Comments