Lebaran untuk Umat yang Ketakwaannya Meningkat



Mataram (Suara NTB)
Untuk pertama kalinya, jajaran Pemkot Mataram menggelar shalat Id di Taman Bumi Gora Udayana. Petinggi-petinggi Pemkot Mataram hadir lengkap di sana. Mulai dari Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh, Wakil Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana, Wakil Ketua DPRD Kota Mataram, H. Didi Sumardi, SH., Sekda Kota Mataram, Ir. HL. Makmur Said, MM berikut pegawai lingkup Pemkot Mataram.

Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh sekaligus bertindak selaku khatib dalam shalat Id tersebut. Dalam khutbahnya, ia mengulas makna lebaran. Menurutnya, jika memang umat muslim telah berpuasa di bulan ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan maka dosa-dosa yang terkait dengan Allah SWT sudah diampunkan dengan Rahman dan RahimNya. Hal inilah yang membuat bulan puasa disebut dengan ramadhan karena melebur dosa-dosa kesalahan.

Lebaran yang dirayakan setelah berpuasa bisa jadi berasal dari kata leburan karena memang puasa ramadhan melebur dosa-dosa. Lalu dari kata leburan bergeser menjadi lebaran. ‘’Berdasarkan keterangan ini maka sesungguhnya yang paling pantas untuk berlebaran adalah mereka yang sudah mendapatkan leburan dosa dan mereka itu adalah orang-orang yang berpuasa di bulan suci Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan,’’ ulas Ahyar. Jadi lebaran atau hari raya bukanlah untuk mereka yang mengenakan baju baru akan tetapi untuk umat muslim yang ketakwaannya bertambah karena dosa-dosanya telah diampunkan.

Dalam  hadits riwayat Turmuzi diterangkan, yang paling banyak menyebabkan orang masuk ke dalam surga adalah bertakwa kepada Allah SWT dan ber-akhlak yang mulia. Takwa maksudnya adalah beribadah kepada Allah SWT. Di zaman sekarang ini banyak sekali orang-orang yang menggampangkan ibadah. Harta dunia yang dicari sering mengakibatkan terlalaikannya ibadah kepada Allah SWT. Terutama ibadah shalat lima waktu. Padahal melalaikan ibadah yang sudah diwajibkan oleh Allah sama artinya dengan bermaksiat kepadaNya. Mencari harta sambil meninggalkan shalat  disamping telah melakukan dosa besar, juga apa yang didapatkan tidak akan memiliki berkah sama sekali.

Ciri bahwa harta itu tidak memiliki berkah adalah sebanyak apapun, tetap saja tidak mencukupi kebutuhan dan cepat sekali habisnya serta pemiliknya tetap merasakan kesempitan. Parahnya lagi, segala yang diperoleh, baik harta benda, popularitas,  pangkat maupun jabatan bilamana didapatkan sambil bermaksiat kepada Allah termasuk diantaranya maksiat karena meninggalkan ibadah yang diwajibkan maka semua yang diperolehnya  adalah istidraj.

Istidraj adalah kenikmatan duniawi yang diberikan kepada seseorang disaat orang itu bergelimang dosa kemaksiatan. Tujuannya adalah membikin senang dan riang gembira terlebih dahulu untuk kemudian disiksa dengan tiba-tiba. Oleh karena umat muslim  diajak senantiasa meningkatkan ibadah kepada Allah SWT.

‘’Teruslah mengingatkan diri kita bahwa ibadah yang kita lakukan disamping akan menyebabkan kita memiliki peluang besar untuk masuk ke dalam surga juga menyebabkan segala yang kita raih di atas dunia ini akan diliputi keberkahan dan dijauhkan oleh Allah SWT dari bahaya istidraj,’’ pungkas Ahyar. (fit)

Comments

Popular Posts