Tata PKL Perlu Ketegasan
KALANGAN DPRD Kota Mataram menyambut baik rencana Pemkot
Mataram yang akan membuat zona PKL. ‘’Bagus
kalau dibuat berzona, sehingga tidak semrawut,’’ ujar Ketua Fraksi PDIP DPRD
Kota Mataram, I Gede Wiska, Spt menjawab Suara
NTB di hotel Grand Legi Mataram, Jumat (29/8) kemarin.
Pasalnya, kondisi saat ini, meski sudah ada Perda RTRW
yang menegaskan jalan-jalan mana saja yang boleh ada PKL dan sebaliknya, namun
faktanya, pada jalan yang dilarang ada PKL pun, dilanggar. Dikatakan Wiska,
kondisi itu dipicu akibat ketidaktegasan Satpol PP dalam mengamankan Perda tersebut.
Dalam melakukan penataan PKL, lanjut Wiska, memang
dibutuhkan terobosan dan keberanian. Ia mencontohkan penataan PKL di Solo.
Dimana ada satu kawasan yang khusus dibuka untuk PKL, berikut pengaturan jam
operasionalnya. Cara ini menurut anggota Dewan dari dapil Sandubaya tersebut,
cukup berhasil menata keberadaan PKL menjadi lebih tertib.
Hal yang sama lanjut Wiska sebetulnya bisa saja
diterapkan di Kota Mataram. Pasalnya masih banyak kawasan di Mataram yang
memungkinkan untuk itu. Seperti di sepanjang jalan Selapang. Selain untuk
menertibkan keberadaan PKL, juga untuk menghidupkan suasana malam di sepanjang
jalan tersebut. ‘’Saya lihat, Pemkot belum ada keberanian,’’ cetusnya.
Untuk itu, pihaknya mengapresiasi penyusunan Perwal untuk
menata keberadaan PKL di Kota Mataram yang jumlah mencapai 3.000 lebih dan kemungkinan bertambah setiap saat.
Sebab, demikian Wiska, kalau tidak ditertibkan dari sekarang, dikhawatirkan ke
depan keberadaan PKL makin tidak terkendali. ‘’Apalagi sekarang semakin banyak
investasi yang masuk ke Kota Mataram,’’ terangnya.
Namun demikian, dalam melakukan penertiban dan
penataan, Pemkot Mataram diimbau untuk mengutamakan pendekatan kekeluargaan. ‘’Jangan
main paksa,’’ pesannya mengingatkan. Untuk mensiasati penumpukan PKL
di satu lokasi tertentu, ada baiknya Pemkot Mataram mulai berpikir memanfaatkan
kawasan-kawasan yang selama ini relatif sepi.
Dalam penerapan Perwal itu nantinya, Pemkot harus
konsisten. Jangan ada kesan pilih kasih atau ada kesan PKL tertentu
dianaktirikan,’’ kata Wiska. Yang jelas, penerapan Perwal harus dibarengi
dengan ketegasan dari aparat. Selain itu APKLI juga harus dilibatkan dalam
mencari solusi terbaik bagi PKL. ‘’Intinya bagaimana tidak merugikan
kepentingan yang lebih besar,’’ tandasnya. (fit)
Comments