Harga Oleh-oleh di Mataram Dikeluhkan Mahal

Mataram (Suara NTB) –
Sebagai kota yang bergerak di bidang jasa dan perdagangan, Mataram ternyata belum nyaman bagi wisatawan. Indikatornya adalah harga oleh-oleh di Kota Mataram yang dikeluhan mahal oleh pengunjung. Bahkan, harga oleh-oleh di Kota Mataram, menurut Forum Garuda (Gerakan Wirausaha Daerah) yang notabene pelaku UMKM Kota Mataram, lebih mahal dibandingkan harga oleh-oleh dengan jenis dan merek yang sama yang dijual di BIL (Bandara Internasional Lombok)

Ketua Garuda Kota Mataram, Yeyen Seprian Rachmat, SE., MSi dalam hearing dengan Pansus Pasar Tradisional dan Pasar Modern DPRD Kota Mataram, Selasa (21/4) mengklaim produk UMKM Kota Mataram lebih mudah dijual di BIL dibandingkan di sejumlah pusat oleh-oleh yang ada di Mataram. Mahalnya harga oleh-oleh di Kota Mataram, lanjutnya, tidak terlepas dari permainan travel dan guide yang berdampak pada citra Kota Mataram.

Bahkan, aku anggota Garuda lainnya, harga produk UMKM yang masuk ke pusat oleh-oleh dinaikkan hingga 100 persen. ‘’Misalnya kue kacang ini, dari saya Rp 12.500, di pusat oleh-oleh itu dijual Rp 25 ribu,’’ sebutnya.

Mantan anggota DPRD Kota Mataram ini berharap Dewan mampu memfasilitasi agar UMKM Kota Mataram memiliki wadah tersendiri, sehingga tidak terlalu bergantung kepada pusat oleh-oleh maupun pasar modern. ‘’Kita pernah minta MCC (Mataram Craft Center). Pak Kadis Koperindag bilang akan dipernaiki dulu,’’ akunya. Selain MCC, aset Kota Mataram yang sangat potensial dijadikan pusat oleh-oleh adalah Pasar ACC yang kabarnya akan segera berakhir kontraknya.

Pantauan Suara NTB, meski beberapa kali direncanakan akan dilakukan pembenahan terhadap MCC, namun sampai saat ini kondisi MCC tetap memprihatikan. Pada bagian lain, pengusaha UMKM Kota Mataram juga mengeluhkan sulit dan mahalnya produk lokal masuk ke pasar modern. Untuk bisa masuk ke pasar modern, pengusaha UMKM harus membayar sekitar Rp 3 juta. Selanjutnya tiap bulan pengusaha masih dibebankan biaya sewa rak oleh pihak pasar modern.


Karenanya, para pengusaha UMKM yang kebanyakan bergerak di bidang makanan dan minuman berharap Perda Pasar tradisional dan Pasar Modern nantinya mampu menjamin produk UMKM diterima di pasar modern. Menanggapi keluhan dari pelaku UMKM, beberapa anggota Pansus seperti Wayan Wardana dan HM. Faesal menyarankan untuk memanggil pihak pasar modern. (fit)

Comments

Popular Posts