Hidupkan Magrib Mengaji

PERILAKU para pemuda di Kota Mataram, dinilai mulai mengkhawatirkan. Salah satu indikatornya, tergerusnya program magrib mengaji yang dulu sempat menjadi kegiatan yang sangat membanggakan di Kota Mataram sebagai representasi visi religius yang diusung Kota Mataram. Anggota Pansus LKPJ DPRD Kota Mataram, Misban Ratmaji mengaku sangat khawatir dengan kondisi ini.

Ditemui Suara NTB di DPRD Kota Mataram, Jumat (24/4) kemarin, Misban menyampaikan, mestinya visi Kota Mataram ‘’maju, religius dan berbudaya’’ diperkuat dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat religius. ‘’Kegiatan seperti magrib mengaji tersebut harus tampakkan,’’ cetusnya. Pasalnya, saat ini, perilaku para pemuda justru menunjukkan trend kemunduran.

‘’Makanya tidak keliru kalau program magrib mengaji itu sekarang sudah berubah menjadi magrib menganggur,’’ selorohnya. Untuk itu, Misban mengharapkan peran pemerintah untuk mensosialisasikan kembali mensosialisasikan program magrib mengaji dengan menggandeng tokoh masyarakat maupun tokoh agama. Politisi PKPI ini membandingkan kondisi kondisi beberapa tahun yang lalu dengan kondisi saat ini.

‘’Dulu itu, kalau magrib, jalanan sepi karena para pemuda ini mengaji. Sekarang, magrib justru ramai. Karena mereka mulai keluar menganggur magrib itu,’’ terang Misban. Tidak hanya mengharap peran Pemkot Mataram, Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Mataram juga mengimbau kepada para orang tua agar melarang anaknya keluar rumah pada waktu magrib.

‘’Inikan orang tua yang terlibat,’’ cetusnya. Kondisi ini, diakui Misban, agak berseberangan dengan visi religius yang dimiliki Kota Mataram. Karenanya, untuk menghidupkan kembali program magrib mengaji, sosialisasi seyogiyanya langsung kepada kalangan pemuda. Meskipun memang pemuda yang terlihat nongkrong di sejumlah tempat di Mataram pada waktu magrib, tidak ansih orang Mataram.


Misban menegaskan, untuk melaksanakan visi religius tidak bisa dilakukan oleh satu dua orang, melainkan seluruh elemen masyarakat. Artinya, jika tidak ada upaya Pemkot Mataram untuk menghidupkan kembali program magrib mengaji, selain berdampak pada kemampuan para pemuda membaca Al-Quran, juga akan mengikis moral para pemuda. Tidak heran pergaulan para pemuda cenderung bebas dan tanpa batas. (fit)

Comments

Popular Posts