Tak Perlu Libatkan BPKP
RENCANA Pemkot Mataram
yang akan melibatkan BPKP (Badan Pengawas Keuangan
dan Pembangunan) untuk menghitung secara konkret besaran royalti yang pantas
dibayarkan oleh pihak Mataram Mall, dipertanyakan kalangan Dewan. ‘’Kok malah melibatkan banyak pihak. Itu
apa masih kurang dari appraisal dan
akademisi sudah ada,’’ ujar Anggota Komisi II DPRD Kota Mataram, I Wayan
Wardana, SH., kepada Suara NTB, Jumat
(17/4).
Wayan Wardana
mempertanyakan mengapa Pemkot Mataram melibatkan BPKP. Padahal, Pemkot sudah
punya dasar untuk menaikkan royalti Mataram Mall. Yakni dari hasil perhitungan appraisal dan akademisi. ‘’Itu dieksekusi saja,’’ pintanya. Setelah BPKP, bukan
tidak mungkin Pemkot Mataram akan melibat pihak lain untuk mengulur-ulur waktu
menaikkan nilai royalti dari penggunaan aset Pemkot Mataram yang diatasnya
berdiri pusat perbelanjaan terbesar di Mataram.
Menurut Wardana,
pelibatan BPKP tidak terlalu ada korelasinya dengan royalti Mataram Mall.
‘’Yang penting itu actionnya, eksekusi langsung,’’ katanya. Kalau masih terjadi
tarik ulur seperti sekarang ini, ia pesimis persoalan royalti Mataram Mall bisa
selesai. Apalagi persoalan royalti ini sudah ada sejak Dewan periode
sebelumnya. Politisi PDI Perjuangan ini melihat, untuk menerapkan kenaikan
royalti Mataram Mall berdasarkan hasil perhitungan appraisal
dan akademisi dibutuhkan keberanian dari Pemkot Mataram.
‘’Walaupun semua instansi
dilibatkan ndak akan ada hasilnya
kalau ndak dieksekusi,’’ tegas
Wardana. Pasalnya tidak ada jaminan pelibatan BPKP akan membuat Mataram Mall
mau mematuhi kenaikan royalti mall tersebut. Apalagi misalnya kalau hasil
perhitungan BPKP hasilnya lebih tinggi ketimbang hasil perhitungan appraisal dan akademisi.
‘’Ini
yang sama atau lebih rendahpun ndak
ada garansi mau diikuti,’’ katanya. Wardana mendesak agar Pemkot Mataram
bersikap tegas. Kalau memang PT. Pasifik Cilinaya Fantasi tidak mau mengikuti
hasil perhitugan appraisal dan
akademisi, Pemkot harus tegas. Bila perlu memutus kontrak dengan PT. PCF. ‘’Ya
cari yang lain saja,’’ sarannya. Sebab kalau dibiarkan berlarut-larut tanpa
kejelasan, terkesan posisi Pemkot Mataram lemah.
Comments