Jangan Saling Menyalahkan
MARAKNYA
kemunculan PKL di Kota Mataram, mutlak membutuhkan penataan dari pemerintah. Agar,
tidak semua pedagang yang berjualan di pinggir jalan mengklaim diri sebagai
PKL. Anggota Pansus PKL dan KKU DPRD Kota mataram, Akhmad Azhary Ma’aruf dalam
rapat kerja Pansus itu bersama Dinas Koperindag Kota Mataram, Dinas Pertamanan,
Apkli dan Bagian Hukum Setda Kota Mataram, Sabtu (27/6) mengatakan, harus ada
kejelasan soal standar modal pedagang, berikut sistem pengelolaannya sehingga
layak disebut PKL.
‘’Jangan
sampai ada yang menghindari pajak dengan mendompleng PKL,’’ tuturnya. Akhmad
Azhary Ma’aruf mengatakan, pihaknya pernah melakukan kunjungan kerja ke Kota
Surabaya. Di sana, lanjutnya, PKL sudah bisa memberikan kontribusi kepada daerah.
‘’Jadi di Surabaya itu, retribusi dari PKL sudah masuk sebagai PAD,’’ sebutnya.
Hal
yang sama juga diharapkan bisa dilakukan Pemkot Mataram. Adapun pola pembinaan
PKL di Surabaya, ulas politisi Hanura ini, Pemkot Surabaya mengamanatkan kepada
tiap instansi agar memberikan ruang kepada PKL. Untuk itu, Pemkot Mataram
bersama semua instansi memang perlu duduk bersama.
Akhmad
Azhary Ma’aruf menangkap ada kesan antara SKPD pihak di Mataram masih saling menyalahkan.
Ia mencontohkan, Dinas Koperindag Kota Mataram mengklaim diri hanya berwenang
mengurus perizinan, sementara tempat yang digunakan berjualan oleh PKL di bawah
penguasaan Dinas Pertamanan Kota Mataram.
Anggota
Komisi II DPRD Kota Mataram ini menyarankan agar tiga SKPD seperti Dinas
Koperindag Kota Mataram, Dinas Pertamanan Kota Mataram dan Dinas Takowasbang
Kota Mataram duduk bersama sehingga kesalahan tidak melulu ditimpakan kepada
objek atau PKL itu sendiri.
Pada
bagian lain Akhmad Azhary Ma’aruf memberi apresiasi terhadap kehadiran para
pihak yang diundang dalam rapat kerja itu. ‘’Saya bangga kita bisa duduk
bersama untuk kepentingan bersama,’’ ucapnya. Ia berharap pascapertemuan itu
para pihak bisa saling menata dan tidak saling menyalahkan.
Karenanya,
ia meminta masukan terkait raperda PKL dan KKU itu. Dewan tidak ingin setelah
Perda diketok ternyata nantinya masih ada yang kurang. ‘’Karena Mataram kalau
tidak ada PKL, malam hari jadi sepi,’’ pungkasnya. (fit)
Comments