Tekan Aksi Perampokan

KEJAHATAN memang tidak pernah memilih tempat dan waktu. Sasarannya sudah pasti orang-orang berduit. Bahkan, belakangan tindak kriminal di wilayah hukum Polda NTB cenderung meningkat. Salah satunya di wilayah hukum Polres yang berada di Pulau Lombok. Seperti yang cukup sering terjadi adalah perampokan masyarakat pemilik ternak.

Bisa dikatakan, perampokan berlatarbelakang ingin menguasai hewan ternak ataupun hasil penjualan ternak milik masyarakat di wilayah hukum Lombok Barat, sedang marak. Seperti yang menimpa keluarga H. Farhan, warga Dusun Kayuk Putek, Desa Tempos Kecamatan Gerung yang menjadi korban perampokan. Dimana rumah korban disatroni kawanan perampok berjumlah delapan orang.

Perampok yang hendak menguasai hasil penjualan ternak korban terbilang sadis. Sebab, pelaku tidak segan-segan melukai korban dan keluarganya menggunakan sejata tajam. Meskipun pelaku gagal mendapatkan apa yang diinginkannya, namun perhiasan keluarga korban dirampas pelaku. Karena mempersenjatai diri dengan sajam, kondisi tersebut bisa mengancam nyawa korban berikut keluarganya.

Apalagi masyarakat yang mengetahui kejadian itu tidak berdaya menolong korban karena ancaman pelaku. Tidak itu saja, sebelumnya wisatawan asing yang berkunjung ke objek wisata Pantai Nambung di Sekotong juga menjadi korban perampokan. Melihat maraknya aksi perampokan yang terjadi, ini mengindikasikan bahwa kondisi kamtibmas di Pulau Lombok khususnya di Lombok Barat sedang terganggu.

Kondisi ini harus segera disikapi serius. Baik oleh masyarakat, terlebih oleh aparat penegak hukum. Terlebih dalam bulan ramadhan ini. Bisa jadi, tingginya kebutuhan masyarakat selama ramadhan membuat oknum masyarakat lainnya nekat melakukan aksi perampokan. Karena memang kondisi ekonomi secara nasional juga lebih sulit ketimbang sebelumnya. Terlebih menjelang lebaran nanti.

Hal inilah yang harus dicarikan solusinya. Bagaimana mengantisipasi meningkatnya aksi kejahatan dalam bulan ramadhan dan juga menjelang lebaran nanti. Memang, mewujudkan kondisi kamtibmas yang menjadi harapan semua elemen masyarakat, bukan semata-mata menjadi tugas aparat penegak hukum. Masyarakatpun, idealnya harus ikut ambil bagian untuk menciptakan suasana yang kondusif.

Dari pihak masyarakat, pola-pola lama seperti siskamling (sistem keamanan lingkungan) nampaknya mendesak untuk dihidupkan kembali. Meskipun saat ini sudah ada beberapa daerah yang mulai menghidupkannya kembali. Sementara dari pihak aparat penegak hukum juga harus punya strategi untuk mewujudkan  daerah yang aman dan kondusif. Patroli memang harus rutin dilakukan. Tidak hanya oleh aparat kepolisian, bila perlu aparat TNI juga mem back up upaya menciptakan kondisi daerah yang kondusif itu. Pembetukan tim patroli hendaknya jangan sekadar formalitas.


Bila perlu patroli dilakukan secara rutin dan melibatkan lebih banyak aparat. Demikian pula menjelang lebaran nanti, ancaman aksi kejahatan seperti perampokan maupun penjambretan bukan tidak mungkin akan semakin meningkat. Untuk itu, dari sekarang semua pihak harus kompak memperketat pengawasan lingkungan masing-masing, baik masyarakat maupun aparat penegak hukum. (*) 

Comments

Popular Posts