Anggarkan Rehab MWP

FASILITAS publik yang dibangun Pemkot Mataram namun masih mangkrak hingga saat ini, menjadi sorotan Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Mataram, Syamsul Bahri, SH. Diantaranya adalah MWP (Mataram Water Park) dan dan THR Loang Baloq yang rencananya akan dijadikan ruang terbuka hijau.

Untuk memfungsikan kedua fasilitas itu, akunya, memang tidak terlepas dari anggaran. ‘’Jangan hanya wacana digaungkan, tidak melihat pos-pos anggaran ditempatkan di mana. Karena di Kota Mataram ini banyak kegiatan untuk hajatan masyarakat. Untuk infrastruktur maupun penerangan jalan,’’ terang Syamsul. Apalagi dalam suasana Pilkada seperti sekarang ini, lanjutnya, muatan politiknya sangat tinggi terkait anggaran.

Mengenai pengelolaan Loang Baloq pascaditinggal PT.MMS (Mas Murni Sejahtera) yang menurut eksekutif akan dikelola sendiri, akan dipertanyakan oleh Komisi III, sejauh mana progresnya. Sedangkan mengenai MWP, menurut Syamsul memang sudah terkesan keliru dari awal. ‘’Jangan mendesain sesuatu itu, besar pasak daripada tiang,’’ cetusnya.

Untuk rehab MWP yang dianggarkan tahun 2015 senilai Rp 200 juta, dinilai sia-sia. ‘’Untuk ongkos saja tidak cukup,’’ imbuhnya. Syamsul mencontohkan rehab ruangan teater di Taman Budaya NTB, menelan anggaran sampai Rp 5,2 miliar. ‘’Kalau Rp 200 juta – Rp 500 juta, sia-sia. Idealnya di atas Rp 1 miliar. Itu baru ada niat baik dari Pemkot, tidak setengah-setengah,’’ katanya.

Politisi Nasdem ini berharap Bappeda Kota Mataram melihat langsung ke lokasi, baru membagi anggaran rehab. Ia menyayangkan mangkraknya MWP karena itu adalah simbol fasilitas olahraga. Terlebih pembangunan MWP telah menelan anggaran yang cukup besar lantas tidak berfungsi sampai sekarang. ‘’Setelah jadi, MWP ini tidak pernah difungsikan,’’ sesalnya.

Kalaupun kurang syarat kedalaman kolam untuk standar nasional tidak terpenuhi, mestinya Pemkot Mataram segera menempuh solusi lain. Supaya, ada PAD yang bisa menunjang untuk Kota Mataram. Sayangnya, antara perencanaan dengan teknis pelaksanaan di lapangan tidak sinkron. ‘’Yang satu menganggarkan Rp 200, teknisnya di lapangan, anggaran itu tidak sesuai kebutuhan,’’ ujarnya.

Untuk itu, Komisi III mendorong Pemkot Mataram mengangarkan dalam APBD 2016 untuk rehab MWP sehingga bisa menjadi sumber PAD baru bagi Kota Mataram. (fit)

Comments

Popular Posts