Tak Cukup Sosialisasi
Demokrat, PDIP dan Gerindra Minta APBD 2015 Diaudit BPKP dan Inspektorat NTB
Mataram
(Suara NTB) -
Penetapan
perubahan APBD Kota Mataram 2015 masih menemui kendala. Sosialisasi APBD 2015
yang digelar DPRD Kota Mataram Kamis (13/8) yang mungkin dihajatkan dapat
menjadi ''pintu'' sahnya penetapan perubahan APBD 2015 ternyata tak mampu
''menaklukan'' fraksi Demokrat, PDIP dan Gerindra.
Setelah
mendengar penjelasan panjang lebar dari Sekda Kota Mataram yang juga Ketua
TAPD, Ir. HL. Makmur Said, MM., satu per satu anggota dari tiga fraksi itu
meminta ada tindak lanjut konkret dari dugaan APBD ganda tersebut. Diawali
anggota Fraksi Demokrat I Gusti Bagus Hari Sudana Putra, SE., mengusulkan
kepada pimpinan DPRD Kota Mataram agar terhadap APBD Kota Mataram 2015 yang
masih kontroversi supaya dilakukan audit investigasi oleh BPKP maupun
Inspektorat Provinsi NTB.
Usul
Gus Hari ini diamini oleh tiga fraksi yang sedari awal mengkritisi dua versi
nominal pada APBD 2015. Menurut Ketua Fraksi PDIP, I Gede Wiska, SPt., hasil
audit investigasi ini nantinya dapat dijadikan dasar tidak hanya bagi tiga
fraksi tapi juga DPRD Kota Mataram untuk menetapkan perubahan APBD 2015. Hal
senada juga disampaikan Ketua Fraksi Gerindra Drs. Ketut Sugiarta dan beberapa anggota
Fraksi Demokrat maupun PDIP seperti Ehlas, SH., dan I Wayan Wardana, SH.
Menurut
mereka harus ada legal opinion dari lembaga berwenang seperti BPKP dan juga
Inspektorat. ''Kita tidak ingin terseret membahas hal yang belum jelas
kebenarannya karena risiko hukum sudah menunggu kita di belakang hari,'' ucap
Wiska. Bahkan Ketua Fraksi Partai Demokrat, Drs. HM. Zaini mengusulkan hal ini
tidak hanya diaudit investigasi oleh BPKP dan Inspektorat NTB tapi dikaji juga
secara khusus di internal Dewan.
Zaini
mengusulkan kepada pimpinan DPRD Kota Mataram agar Dewan membetuk Pansus guna
mengkaji lebih dalam mengenai hal ini. Usul, saran maupun kritikyang
disampaikan tiga fraksi itu sempat ditanggapi oleh beberapa anggota Dewan dari
Fraksi Partai Golkar, PPP dan GNB. Menurut anggota Fraksi Partai Golkar Drs.
HM. Noer Ibrahim, apa yang disampaikan Sekda mengenai selisih nilai APBD Kota
Mataram karena adanya tambahan pendapatan, telah sesuai mekanisme.
‘’Kalau
memang itu dianggap keliru, Pak Muhtar (wakil Ketua DPRD Kota Mataram, red)
yang waktu itu hadir di Provinsi kenapa diam saja. Itu kami sesalkan,’’
ucapnya. Ketua Fraksi PPP, Drs. HM. Husni Thamrin mengatakan, apa yang menjadi
usulan tiga fraksi perlu juga diakomodir. Ia menilai munculnya persoalan ini
karena tidak adanya kesepahaman Pemprov NTB dengan Pemkot Mataram.
‘’Pemprov
bertanggungjawab memanggil kepala daerah dan juga Sekda kalau memang ada yang
keliru, jangan justru diblow up sehingga
jadi blunder,’’ katanya. Ia melihat ada dua variabel dalam mencuatnya dugaan
APBD ganda ini. Pertama variabel substantif dan kedua variabel politis. Sementara
itu, di akhir sosialisasi itu, anggota Dewan dari Fraksi GNB Syamsul Bahri
meminta kepada semua anggota Dewan setelah audit investigasi yang dilakukan
lembaga berwenang nantinya, jangan lagi ada data-data baru yang membuat
penetapan kembali tertunda.
Sebelumnya,
Sekda Makmur Said dalam penjelasannya mengungkapkan halyang sama seperti yang
telah disampaikannya dalam jawaban eksekutif beberapa waktu lalu. Terhadap usulan-usulan
yang mengemuka dalam sosialisasi APBD 2015 itu, Ketua DPRD Kota Mataram, H.
Didi Sumardi, SH., menyetujui usulan agar dilakukan audit investigasi oleh BPKP
maupun Inspektorat Provinsi NTB. (fit)
Comments