Pembangunan TPI Terkendala Lahan

PAD dari Sektor Perikanan Tak Konkret


Mataram (Suara NTB) –
DPKP (Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan) Kota Mataram ternyata memendam keinginan untuk membangun TPI (Tempat Pelelangan Ikan) dan juga Pelabuhan Perikanan. Sayangnya, pembangunan TPI dan Pelabuhan Perikanan ini, terkendala lahan. Padahal, keberadaan TPI dan juga Pelabuhan Perikanan ini diyakini akan mampu menyumbang PAD yang cukup signifikan.

‘’Jadi penjualannya tidak terpantau. Jadi PAD nya itu secara tidak langsung, nyantol di hotel-hotel,’’ aku Kepala Bidang Kelautan dan Perikanan pada DPKP Kota Mataram Emir A Rumair menjawab Suara NTB usai menerima kunjungan kerja dari DPRD Kota Tegal dan Kota Kediri di DPRD Kota Mataram, Senin (26/10). Ia tidak menyangkal kalau sampai saat ini, pihaknya memang tidak bisa menghitung berapa PAD konkret yang berasal dari sektor perikanan.

Emir menyebutkan, pembangunan TPI membutuhkan lahan sekitar 4 are dan itu harus berada di daerah pesisir. ‘’Sementara pesisir kita di Mataram ini , sudah sempit,’’ ucapnya. Pembangunan TPI juga harus didukung keberadaan Pelabuhan Perikanan. Ini juga dihadapkan pada persoalan dangkalnya perairan di Ampenan. ‘’Kecuali kalau digarap secara terpadu dengan SKPD lain seperti Dinas PU,’’ katanya.

Memang, lanjut Emir, kalau dibandingkan daerah lain, Mataram memiliki pantai yang lebih panjang. Panjang pantai di Mataram sekitar 9,8 kilometer yang melintasi dua kecamatan, yakni Ampenan dan Sekarbela. Hanya saja, nelayan di Mataram kerap dihadapkan pada kondisi alam. ‘’Di sana itu, kita ada dua musim. 6 bulan musim angin dan 6 bulan musim terang,’’ akunya.

Saat musim angin, praktis nelayan tidak bisa melaut. Pengembangan budidaya laut di sepanjang pantai di Kota Mataram, juga tidak didukung oleh kondisi perairan. Emir menegaskan, tidak semua pantai dapat dimanfaatkan untuk budidaya rumput laut. Sehingga pihaknya hanya mengoptimalkan hasil tangkapan ikan nelayan.

‘’Jadi begitu nelayan ini tiba di darat, sudah dijemput sama penendak,’’ kata Emir. Ada empat pasar besar yang memasarkan hasil ikan tangkapan nelayan Kota Mataram. Antar lain Pasar Kebon Roek, Pasar mandalika dan Pasar Pagesangan. Selain pengepul ikan yang biasa menjajakan ikan itu di pasar-pasar tradisional, ikan hasil tangkapan nelayan Kota Mataram juga diambil oleh pengepul yang menjajakannya ke hotel-hotel.

Pengganti Alwan Basri ini mengklaim kualitas ikan di Kota Mataram paling baik karena rantai distribusinya pendek. Namun untuk antisipasi persediaan ikan, di Mataram terdapat empat cold storage dengan kapasitas rata-rata 1000 ton. Untuk menyiasati anjloknya harga ikan, khususnya ikan tongkol, ikan tersebut biasanya dijual dalam kondisi sudah dipindang.

‘’Kalau yang mentah itu harganya antara Rp 2.500 – Rp 3.000. tapi kalau sudah dipindang, harganya bisa sampai Rp 4.000,’’ sebut Emir sembari menyebutkan jumlah pemindang di Mataram mencapai 196 orang yang notabene istri nelayan. (fit)


Comments

Popular Posts