Jadi Ancaman Serius
TINGGINYA
kasus HIV/AIDS di Kota Mataram, mengundang keprihatinan kalangan Dewan. Bahkan
anggota Komisi IV DPRD Kota Mataram, H. Azhar Anshori menyebut HIV/AIDS menjadi
ancaman yang cukup serius di Kota Mataram. Ditemui Suara NTB di DPRD Kota Mataram, Senin (7/12), ia mengaku, saat
rapat kerja Komisi IV dengan Dikes (Dinas Kesehatan) Kota Mataram dan RSUD Kota
Mataram baru-baru ini, SKPD terkait mengakui HIV/AIDS merupakan ancaman serius
di Mataram.
Fenomena
meningkatnya jumlah kasus bahkan korban jiwa akibat HIV/AIDS tidak terlepas
dari arus globalisasi dan pariwisata. Selain itu, lanjut Azhar Anshori, ada
hal-hal yang sifatnya sulit terungkap. Ia mencontohkan, penularan HIV/AIDS
melalui media narkoba. Pergaulan anak muda sekarang yang kian bebas, katanya,
merupakan sumber petaka.
‘’Berawal
dari ingin tahu terus beralih ke upaya coba-coba. Sehingga ada beberapa kasus
yang muncul di masyarakat yang saya sendiri menyaksikannya,’’ ujar politisi
PKS. Bahkan banyak masyarakat di kampung-kampung yang tidak menyadari peredaran
narkoba sampai ke sana. Tetapi karena ini dianggap aib, maka oleh masyarakat di
kampung bersangkutan cenderung ditutup-tutupi.
‘’Makanya
saya bilang, tidak semua kasus dapat dijangkau oleh BNN,’’ demikian Azhar
Anshori. Kondisi ini, menurut dia, salah satunya karena lemahnya pengawasan
terhadap anak muda. ‘’Kalau dulu kan
ada pos ronda dan lain sebagainya,’’ cetusnya. Apalagi sekarang banyak tempat
yang bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang negatif.
Ia
mencontohkan, pesisir pantai yang kerap dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang
kurang bertanggungjawab. Misalnya dengan modus membuka usaha kafe
kecil-kecilan. Usaha-usaha seperti itu, berpotensi menjadi cikal bakal masalah
yang berujung pada persoalan HIV/AIDS. Terlebih dalam rakor terkait HIV/AIDS
yang dihadirinya belum lama ini, Kota Mataram juga disebutkan masuk dalam zona
merah peredaran narkoba.
Untuk
mencegah meluasnya penularan HIV AIDS, baik melalui media narkoba maupun
pergaulan bebas, diharapkan peran Dikes lebih aktif untuk mensosialisasikan hal
ini. Tidak cukup hanya mensosialisasikan lewat tokoh agama maupun tokoh
masyarakat. Dikes Kota Mataram diminta memanfaatkan keberdaan kader untuk
menyampaikan pesan tersebut kepada masyarakat, yang tentunya harus ada kompensasi
insentif kepada kader. (fit)
Comments