Jangan Andalkan KTP
ANGGOTA
Komisi I DPRD Kota Mataram, Parhan, SH., menyayangkan masih amburadulnya DPT
pada pelaksanaan Pilkada serentak baru-baru ini. Pasalnya, kejadian ini bukan
berlangsung saat Pilkada ini saja. Bahkan hampir setiap kali ada pemilu, baik
Pilpres, Pemilihan Gubernur, Pemilihan Bupati/Walikota maupun Pileg, persoalan
yang sama selalu muncul.
‘’Kita
minta kepada teman-teman KPU untuk melakukan pendataan dengan riil. Kalau cek
list istilahnya yang dilakukan dengan dukungan Lurah, itu sudah dilakukan.
Siapa yang meninggal, siapa yang sudah pindah, itu sudah dicek list semua,’’
terangnya. Namun ironisnya, data-data lama, bahkan data 10 tahun yang lalu,
justru itu yang muncul.
‘’Apakah
kerja KPU yang kurang professional ataukah memang peralatan atau sistem yang
kurang mereka kuasai,’’ ujarnya menjawab Suara
NTB di ruang kerjanya, Jumat (11/12). Sehingga, beragam persoalan terkait
DPT selalu mewarnai jalannya pemilihan. Parhan mencontohkan ketika Pileg 2014
lalu, di lingkungan tempat tinggalnya di Kecamatan Sandubaya, tidak ada datanya
di DPT.
‘’Padahal
waktu pendataan awal, di DPS ada. Tapi kok saat menjadi DPT, nama-nama itu
hilang. Ini yang kita minta teman-teman KPU itu kerja lebih baik melakukan
pendataan,’’ imbuhnya. Karena bagaimanapun juga persoalan DPT ini kerap menjadi
sumber masalah. Karut marutnya DPT di Kota Mataram, salah satunya ada indikasi
KPU Kota Mataram hanya copy paste
data.
Bahkan,
Panwaslu yang telah melihat data pemilih yang dipublish oleh KPU sempat
mengkoreksi data tersebut. Panwaslu juga telah merekomendasikan kepada KPU Kota
Mataram untuk memperbaiki data itu. ‘’Tapi kenyataannya pada saat DPT,
bermasalah lagi,’’ cetusnya. Karenanya, agar tidak terus-terusan menjadi
masalah, KPU diimbau untuk berbenah.
KPU
tidak bisa menimpakan kesalahan kepada masyarakat ketika ada persoalan dengan
DPT. Politisi PKS ini menilai masyarakat sudah cukup aktif. Mengapa misalnya
masyarakat terkesan pasif karena memang pendataan telah dilakukan dari awal.
Sehingga ketika DPT terakhir keluar, jelas masyarakat tidak bisa berbuat
apa-apa.
‘’KPU
jangan hanya mengandalkan jurus terakhir bisa menggunakan KTP dan KK,’’
tandasnya. Ke depan ia berharap ke depan KPU dapat menunjukkan kinerja yang
lebih baik. (fit)
Comments