Bantuan Terlalu Banyak
KELUHAN
nelayan yang mengaku kesulitan mencari lokasi untuk penambatan perahu, mendapat
tanggapan dari anggota Komisi IV DPRD Kota Mataram, HM. Faesal. ‘’Pada tahun
2000 sekian tambatan perahu untuk perahu nelayan yang berada di wilayah selatan
sebenarnya sudah dibuat. Itu ada di Kali Jangkuk. Tetapi sekarang itu tidak
berfungsi,’’ terangnya menjawab Suara NTB
di ruang kerjanya, Jumat (22/1).
Tidak
berfungsinya tambatan perahu nelayan di Kali Jangkuk itu lantaran maraknya
pembangunan pembatas kali di sana. Faesal tidak menampik kalau sekarang Pemkot
Mataram akan membuat tambatan perahu nelayan, memang agak kesulitan. ‘’Karena daerah
untuk muara itu terlalu sempit,’’ imbuhnya.
Kondisi
inilah, katanya, yang harus dipikirkan DPKP (Dinas Pertanian Kelautan dan
Perikanan) terhadap masukan-masukan nelayan. Sebab, sambung Faesal, selama ini
bantuan kepada nelayan sudah terlalu banyak. ‘’Dari tahun 1999 sampai sekarang,
itu bantuan terlalu besar,’’ akunya.
Besarnya
bantuan berbagai bentuk yang didistribusikan untuk nelayan, tidak digunakan
dengan baik. Sehingga sekarang, kalaupun bantuan akan diberikan bantuan lagi,
DPKP, harus mempunyai metode baru. ‘’Apa yang diberikan untuk nelayan harus
menjadi kebutuhan dan betul-betul nelayan yang disumbang,’’ ujar anggota Dewan
dari dapil Ampenan ini.
Pemberian
bantuan yang tidak tepat sasaran akan membuka celah terjadinya konflik social
antar warga di sana. ‘’Karena yang bukan nelayanpun dapat,’’ sesal Faesal. Karenanya
ia menyarankan supaya sebelum mendistribusikan bantuan kepada nelayan, DPKP
harus melakukan pendataan yang valid.
Ke
depan, pemberi dan penerima bantuan harus ada regulasi yang mengatur soal itu. ‘’Banyak
barang yang dijual. Karena begitu diberikan, langsung dijual,’’ kata politisi
Nasdem ini. Faesal mengapresiasi program Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Bahwa bantuan yang berasal dari Kementerian Kelautan dan Perikanan harus
melalui koperasi. Sehingga mau tidak mau, nelayan harus membentuk wadah
koperasi.
‘’Kalau
tidak ada kopersai, bantuan itu tidak akan bisa disalurkan,’’ terangnya. Selama
ini, demikian Faesal, nelayam di Ampenan belum ada yang tergabung dalam wadah
koperasi. Penyaluran bantuan hanya melalui kelompok nelayan. (fit)
Comments