Harus Ditunjang Infrastruktur

KOTA Mataram dinilai berpotensi mengembangkan city tour. Hanya saja, sampai sejauh ini, kesiapan ke arah sana belum menunjukkan keseriusan. Demikian penilaian anggota Komisi IV DPRD Kota Mataram, I Gusti Bagus Hari Sudana Putra, SE. ‘’Dalam Raperda Rencana Induk Pariwisata Daerah (Riparda) tahun 2016 – 2028 memang city tour itu akan dimasukkan ke sana. Saya mendukung hal itu. Tetapi, itu harus ditunjang oleh infrastruktur yang memadai,’’ terang Gus Hari menjawab Suara NTB, Senin (22/2) kemarin.

Dikatakan Gus Hari, untuk menerapkan city tour, Kota Mataram dapat menerapkan sistem amati, tiru dan modifikasi. ‘’Itu boleh kita tiru lalu kita modifikasi sesuai dengan kondisi daerah kita,’’ sarannya. Perlu dilakukan identifikasi destinasi wisata yang dimiliki oleh Kota Mataram. Anggota komisi yang membidangi masalah pariwisata ini mencontohkan bentangan pantai sepanjang kurang lebih sembilan kilometer yang belum digarap maksimal.

Garis pantai yang membentang dari Bintaro hingga Mapak ini sangat potensial menjadi pusat kuliner olahan hasil laut. Beberapa daerah sudah menerapkan itu. Seperti Jimbaran Bali. ‘’Kenapa lantas kita dengan bangganya makan di Nipah, padahal Nipah itu beli ikannya di Kebon Roek,’’ ujar Gus Hari. Jika Pemkot Mataram ingin mengajak pengunjung berkeliling ibukota Provinsi NTB ini, harus disediakan angkutan bus yang memadai.

‘’Seperti bus terbuka yang dibuat Ahok di Jakarta,’’ cetusnya. Persoalannya sekarang, apakah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram mampu menyediakan fasilitas tersebut. Pembahasan raperda Riparda Kota Mataram diakui politisi Demokrat ini cukup alot lantaran pihaknya ingin Riparda ini betul-betul direncanakan dengan matang. Karena nantinya perda ini akan menjadi acuan selama 12 tahun ke depan.

‘’Jadi seperti apa konsepnya. Tidak bisa hanya formalitas saja,’’ ujarnya mengingatkan. Demikian pula tim ahli yang diperbantukan dalam penyusunan raperda itu, harus jelas kapasitasnya. Penerapan Riparda ini juga nantinya sangat tergantung dari kepala daerah. Menurut Gus Hari, tim ahli pun tidak perlu mencari referensi terlalu jauh sampai ke luar negeri.


‘’Cukup di dalam daerah saja. Kita punya potensi kok, tinggal mengubah mindset saja,’’ tandasnya. (fit)

Comments

Popular Posts