DPRD Kota Mataram Tegaskan Sikap Soal Pengadaan Truk Sampah
H. Didi Sumardi |
Mataram
(Suara NTB) –
Ketua
DPRD Kota Mataram, H. Didi Sumardi, SH., angkat bicara terkait pola penanganan
sampah di Kota Mataram. Ia menanggapi keinginan Forum BKM menambah armada
angkutan sampah berupa truk dengan jumlah satu truk per kelurahan. ‘’Tentu saya
apresiasi keinginan itu dan saya menyambut baik dan ini saya nilai sebagai
bagian dari kepedulian masyarakat terhadap bagaimana pemerintah menangani
sampah lebih baik lagi,’’ ujar Didi di DPRD Kota Mataram, Jumat (26/1).
Dalam
hal penanganan sampah, Dewan ketika membahas KUA PPAS dan RAPBD 2017, salah
satu yang menjadi fokus adalah soal penanganan sampah. Dinas terkait juga telah
dikonfirmasi bagaimana gambaran penanganan sampah. Ini berkaitan dengan
perubahan nomenklatur. Karena masalah kebersihan tak lagi berdiri sendiri,
melainkan digabung dalam SKPD lain, yakni Dinas Lingkungan Hidup. Ini menjadi
kekhawatiran tersendiri.
Pasalnya,
saat masih berdiri sendiri di bawah Dinas Kebersihan Kota Mataram, penanganan
sampah diakuinya masih belum maksimal. ‘’Bagaimana kalau urusan persampahan
digabung dengan urusan lain,’’ ujarnya. Dalam rangka memperkuat sistem
penanganan sampah agar lebih efektif, juga sekaligus menjawab banyaknya
komplain soal TPS (Tempat Pembuangan Sementara), sehingga solusi yang
disampaikan oleh eksekutif adalah integrasi kebiajakan pemberian dana
operasional lingkungan masing-masing Rp 50 juta.
Anggaran
ini sebagian digunakan untuk pembelian kendaraan roda tiga. Dengan adanya
kendaraan roda tiga di masing-masing lingkungan diharapkan, kinerja pelayanan
persampahan akan semakin baik. Kemudian, komplain terhadap TPS akan terjawab
dengan menjadikan kendaraan roda tiga itu sebagai TPS mobile yang bergerak secara terjadwal mengangkut sampah dari
lingkungan ke tempat pembuangan sampah. TPS mobile
juga sekaligus akan mengatasi persoalan banyaknya sampah yang tidak terangkut
karena faktor armada sulit masuk ke lingkungan.
Ini
juga akan menjawab kebiasaan masyarakat yang membuang sampah bukan pada
tempatnya seperti sungai, selokan dan lain sebagainya. Dengan pengadaan
kendaraan roda tiga, eksekutif memberi gambaran bahwa penanganan sampah akan
semakin baik. Dan itu, katanya, sudah menjadi kesepakatan yang tinggal
dilaksanakan oleh eksekutif. ‘’Kemudian muncul usulan membeli truk, lalu
fungsinya dimana,’’ tanya Didi. Namun demikian, pengadaan truk sampah sangat
memungkinkan kalau itu menjadi bagian dari solusi penanganan sampah.
Ia
menyayangkan munculnya persepsi bahwa Dewan tidak setuju dengan usulan
pembelian truk. ‘’Tidak seperti itu. Ini bukan persoalan setuju atau tidak
setuju,’’ cetus Didi. Sebab, kalau mengadakan truk yang basisnya di kelurahan,
bagaimana model pengintegrasian dengan sistem yang sedang dibangun. ‘’Saya
khawatir nanti lagi menjadi alasan karena truk sudah ada, Tossa diabaikan
kemudian akan menjadi masalah baru,’’ tutur politisi Golkar ini.
Menurut
Didi, pengadaan truk harus jelas kedudukannya manakala itu menjadi kebijakan. Dewan
tidak ingin berbicara bahwa seolah-olah penanganan sampah akan beres dengan
pengadaan truk sampah. Padahal problem di Mataram ini adalah bagaimana
membangun sistem terpadu, terintegrasi dan tuntas dari hulu sampai hilir dalam
penanganan sampah.
Kalau
usulan pengadaan truk sampah menjadi bagian dari sistem yang akan dibangun atau
dapat memperkuat sistem yang akan dibangun dan itu menjadi konsep dari
eksekutif, Dewan dalam posisi sangat mendukung. Terkait SKPD yang menangani
sampah, DPRD Kota Mataram, lanjut Didi, berencana menggelar rapat kerja dengan
Dinas LH Kota Mataram. Namun karena Dinas LH belum memiliki pimpinan definitif,
Dewan tentu akan melihat momen terkait itu.
‘’Kami
ingin mengetahui bagaimana reformulasi sampah dengan berubahnya SKPD,’’ cetus
orang nomor satu di Mataram. Dengan SKPD baru, diharapkan penanganan sampah
akan lebih baik. Yang jelas, kata Didi, eksekutif telah memilih pola penanganan
sampah dengan pengadaan kendaraan roda tiga yang diintegrasikan dengan Osamtu
(Olah Sampah Terpadu). Setelah melakukan tinjauan lapangan dan berdiskusi
langsung dengan Proffesor Tejo Wulan, Didi optimis pola Osamtu tersebut bisa
menjadi bagian dari solusi. ‘’Makanya saya sudah minta sama Bappeda untuk fokus
menyelesaikan ujicoba Osamtu,’’ tutupnya. (fit/*)
Comments