Bantuan Alat Usaha
Hj. Bq. Mirdiati |
ANGGOTA
DPRD Kota Mataram, Hj. Bq. Mirdiati mengaku prihatin dengan kondisi nelayan.
Keprihatinan ini menyusul cuaca buruk yang melanda Kota Mataram sejak sepekan
terakhir. Dengan kondisi yang tidak bersahabat itu, praktis nelayan tidak bisa
melaut. Seperti tradisi yang sudah-sudah, setiap musim angin barat ataupun
gelombang tinggi yang ‘’memaksa’’ nelayan absen melaut, Pemkot Mataram
memberikan bantuan sembako.
Namun
menurut Mirdiati, bantuan berupa paket sembako itu bukanlah jawaban atas
kondisi rutin yang dihadapi masyarakat nelayan setiap tahun. ‘’Saya kira tidak
pas kalau diberikan bantuan sembako. Karena kalau bantuan sembako itu hanya
mampu mengatasi persoalan ekonomi mereka (nelayan, red) dalam sehari dua hari
saja,’’ ujarnya kepada Suara NTB di
Mataram, Jumat (10/2).
Dikatakan
Mirdiati, harus dibangun pola pemberian bantuan yang lebih baik kepada nelayan.
Tidak sebatas bantuan dalam bentuk paket sembako. Anggota Dewan dari dapil
Mataram – Sekarbela ini menyarankan supaya para nelayan mendapat bantuan alat
usaha untuk mengantisipasi kondisi selama mereka tak melaut. Dia mencontohkan
bantuan alat pembuat abon ikan laut.
Bantuan
alat pembuat abon ikan laut itu setidaknya dapat meningkatkan nilai ekonomis
hasil tangkapan para nelayan. ‘’Kalau ikannya yang dijual mungkin murah. Tapi
kalau sudah dibuat abon, harganya bisa lebih tinggi,’’ ucapnya. Namun demikian,
bantuan apapun bentuknya, harus dibarengi dengan pengawasan bagaimana bantuan
alat ataupun modal usaha dimanfaatkan secara produktif oleh istri nelayan.
Selama
ini, Pemkot Mataram melalui SKPD terkait kerap dihadapkan pada kondisi
dilematis ketika ada permintaan bantuan dari para nelayan. ‘’Kalau dikasi modal
usaha, dipakai beli beras. Begitu juga kalau dibantu alat, pas mereka ndak melaut, alat bantuan ini justru
dijual. Pengakuan dari kepala dinas, para nelayan ini sudah sering diberikan
bantuan,’’ terangnya. Sehingga, dia menyarankan pola lain dalam pendistribusian
bantuan.
Pada
bagian lain, politisi Gerindra ini mengaku sangat mendukung langkah Pemkot
Mataram yang akan merelokasi rumah nelayan yang paling dekat dengan bibir
pantai. Mengingat abrasi yang terjadi di Pantai Mapak, sudah semakin parah.
‘’Kalau sudah direlokasi, jangan lagi ada warga yang membangun rumah di garis
pantai. Bila perlu Pemkot Mataram membangun pos pantau untuk mengawasi daerah
pesisir agar tetap steril,’’ pungkasnya. (fit)
Comments