Bijak Maknai Jabatan
Muhtar |
SOSIALISASI
pencalonan sebagai bakal calon Gubernur NTB yang dilakukan oleh Walikota
Mataram semakin menunjukkan keseriusan. Ini terlihat dari spanduk maupun baliho
berukuran besar yang dipasang di sejumlah tempat. Penggunaan space reklame ini
mendapat sorotan dari berbagai kalangan.
"Walikota
memang ingin mencalonkan diri. sudah jalan dan itu tidak bisa
ditutup-tutupi," kata Wakil Ketua DPRD Kota Mataram, Muhtar, SH kepada Suara NTB di DPRD Kota Mataram pekan
kemarin. Dikatakannya, setiap warga negara berhak dipilih dan memilih. "Salah
satunya pak wali mungkin juga ingin menggunakan haknya untuk dipilih. Walaupun
saat ini duduk sebagai Walikota," terangnya.
Terkait
sejumlah baliho yang dipasang khusus di Kota Mataram, selain milik Pemkot
Mataram, memang ada juga milik pribadi walikota dalam kapasitas sebagai
bacagub. "Tapi itu saya tidak tahu. Kalau milik pribadi pasti akan
diminta, karena yang punya baliho pasti bayar," ungkapnya. Muhtar juga
tidak memungkiri untuk kegiatan fraksinya, dia juga minta difasilitasi
cuma-cuma oleh dinas perumahan Kota Mataram.
"Tapi
cuma seminggu, kalau lebih dari itu harus bayar," kilahnya. Muhtar mengingatkan
agar setiap bacagub, terlebih yang sedang menjabat agar membedakan kapasitas
mereka. "Saya kira pak Walikota dengan timnya paham soal itu,"
imbuhnya. Yang jelas, sambung Muhtar, melakukan sesuatu jangan sampai
memaksakan kehendak. "Biar apa yang kita lakukan itu berkah dan masyarakat
juga simpati jadinya," katanya.
Politisi
Gerindra ini tidak menampik bahwa masyarakat sekarang sudah cerdas dan bisa
membedakan mana baliho yang dalam kapasitas sebagai kepala daerah dan mana yang
sebagai bacagub. Tetapi yang jelas, kalau penggunaan reklame untuk kepentingan
pribadi, seyogiyanya harus ada kontribusi kepada daerah. Apalagi, Pilkada serentak
terbilang masih panjang, yakni tahun 2018.
Tentu
tidak dapat disangkal bahwa para Bacagub akan semakin panjang menggunakan space
reklame. Lain halnya kalau reklame itu dipasang oleh tim sukses bacagub. Ia mengimbau
kepada Bacagub yang sedang menjabat agar bijak memaknai jabatannya. Jangan sampai
ada kesan memanfaatkan jabatan.
"Kalau
itu yang terjadi, sama artinya menyalahgunakan jabatan," pungkasnya. Karenanya,
jangan sampai hal itu menjadi catatan ke depannya. "Jangan sampai semua
penyelenggara merasa punya hak untuk itu," cetusnya. Pada bagian lain Muhtar
mengingatkan agar niat Walikota maju sebagai bacagub supaya tidak sampai mengganggu
tugasnya sebagai kepala daerah yang masih aktif menjabat. (fit)
Comments