Harus Aktif ‘’Jemput Bola’’

Ketut Sugiarta
ANGGOTA Komisi III DPRD Kota Mataram, Drs. Ketut Sugiarta menyayangkan, hingga saat ini tiga rusunawa di Kota Mataram belum diserahkan oleh pemerintah pusat. Kondisi ini membuat Pemkot Mataram tidak bisa menganggarkan pemeliharaannya. ‘’Dalam kondisi seperti ini harusnya lebih aktif jemput bola, komunikasi dengan pemeritah pusat untuk bisa dikelola,’’ ujarnya menjawab Suara NTB di DPRD Kota Mataram, Selasa (21/2).

Kalaupun ada pemasukan atas operasional rusunawa itu, pemanfaatannya dikembalikan untuk pemeliharaan rusunawa bersangkutan. Misalnya untuk kebersihan dan sanitasi lingkungan. ‘’Jangan sampai orang sudah pindah ke rusunawa kesannya masih kumuh,’’ imbuhnya. Karena salah satu manfaat dari keberadaan rusunawa adalah mengalihkan kekumuhan ke tempat yang lebih baik.

Menurut Ketut Sugiarta kalau konteksnya karena aturan sehingga belum dilakukan serah terima, sebaiknya Pemkot Mataram jemput bola ke pusat. Atau, paling tidak dilakukan MoU terkait pemeliharaan rusunawa. Ia khawatir karena  alasan belum diserahkan oleh pemerintah pusat, lantas masyarakat yang tinggal di rusunawa menjadi tidak terurus.

Selain untuk mengurai kekumuhan, rusunawa dihajatkan untuk mengatasi persoalan kekurangan rumah di Mataram. Karena seperti sering disampaikan Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh bahwa Kota Mataram masih kekurangan sekitar 20 ribu rumah. Melihat luasan Kota Mataram yang hanya 61,30 kilometer persegi, maka trend pembangunan rumah di Mataram adalah vertikal seperti halnya rusunawa.

Untuk itu, Ketua Fraksi Gerindra ini menyarankan kepada Pemkot Mataram agar lebih pro aktif bersurat ke pemerintah pusat. ‘’Kalau memang belum bisa diserahkan, paling tidak Pemkot minta kepada pemerintah pusat agar bisa dilakukan pemeliharaan agar tidak terjadi kekumuhan,’’ pungkasnya. Ketut Sugiarta setuju kalau misalnya lobi pemerintah pusat harus dilakukan bersama antara eksekutif dengan Dewan.


Ketut Sugiarta mengaku, Dewan belum pernah turun ke lapangan terkait rusunawa. Namun demikian, dia menyarankan Pemkot Mataram mencari solusi. ‘’Bersurat atau mendatangi atau kira bersama melobi,’’ katanya. Pada bagian lain, ia menyarankan supaya Pemkot Mataram lebih selektif calon penghuni rusunawa. Jangan sampai, yang diterima di rusunawa justru kebanyakan dari luar Mataram. (fit)

Comments

Popular Posts