PKL Jangan Dibatasi
Abdul Malik |
RENCANA
Kepala Dinas Perdagangan Kota Mataram, Lalu Alwan Basri, Spi., yang akan
membatasi jumlah PKL di Mataram, menuai kontroversi. "Ndak perlu kita batasi. yang perlu kita benahi adalah zonasi
PKL," kata Anggota Komisi II DPRD Kota Mataram, Abdul Malik, S.Sos kepada Suara NTB di DPRD Kota Mataram kemarin.
PKL
di Mataram terlihat semrawut karena memang penataannya belum maksimal. Dia mencontohkan
pkl yang berjualan di Taman Malomba, Ampenan. Menurut dia, wajar masyarakat
berjualan di taman karena memang Pemkot Mataram tidak menyediakan tempat khusus
berjualan di sana. "Sehingga mereka mengisi bahu-bahu jalan,’’ ucapnya.
Keberadaan
PKL, lanjut Malik, merupakan salah satu ciri kota metropolitan. Sehingga membutuhkan
penataan yang serius. Sejauh ini, baru ada beberapa kawasan saja yang telah
ditata. Seperti Karang Taliwang dan Arena Buah Cakranegara. Bagi pedagang
lainnya, terutama yang berjualan di jalan utama seperti Jalan Pejanggik, Malik menegaskan,
pemerintah tidak bisa membatasi masyarakat berjualan. "Kalau memang dia
dibatasi, terus apa yang mau dilakukan," tanyanya.
Keberadaan
PKL dipandang dapat menjadi solusi mengatasi kemiskinan. Karena, sambung Malik,
dengan berjualan, masyarakat PKL dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Anggota
Dewan dari Fraksi Golkar ini mengingatkan, jangan sampai kebijakan membatasi
jumlah PKL ini, dapat menimbulkan kemiskinan baru. Sebab, lapangan pekerjaan di
Mataram sudah semakin sulit.
Malik
mempertanyakan, solusi apa yang ditawarkan oleh Dinas Perdagangan ketika jumlah
PKL dibatasi. "Orang mau jualan kok
dilarang," sesalnya. Malik menilai, sebetulnya penataan PKL di Mataram sudah
cukup baik. "Buah-buahan tempatnya khusus di Arena Buah," cetusnya.
sementara itu, banyak sekali PKL mobil yang bermunculan di mana-mana. "Ini
yang mestinya mereka perhatikan, harus dijadikan satu tempat sehingga menjadi
ikon tersendiri," katanya.
Comments