Waspadai Cabai Impor

MAHALNYA harga cabai lokal dimanfaatkan oleh para importir untuk mendatangkan cabai impor dari luar negeri. Dinas Perdagangan Kota Mataram menemukan sejumlah pengepul cabai di pasar tradisional, menjual cabai yang kabarnya berasal dari India. Belakangan diketahui, tidak hanya cabai asal India yang mulai membanjiri pasar, tapi juga cabai dari Thailand.

Bagi para petani cabai di Kota Mataram, masuknya cabai dari India dan Thailand ini, tentu menjadi ancaman tersendiri. Pasalnya, selama ini para petani cabai di Mataram menganggap harga cabai sudah cukup baik. Sehingga, berdampak pada kesejahteraan para petani cabai di Mataram khususnya. Karena seperti diketahui, bahwa mahalnya harga cabai lokal, bertahan cukup lama.

Bahkan ada anggapan bahwa sekarang adalah masa kejayaan petani cabai. Namun, ‘’kebahagiaan’’ petani cabai di Mataram ini, mulai pudar dengan masuknya cabai impor ke Kota Mataram. Karena cabai impor dibanderol dengan harga yang jauh lebih murah daripada cabai lokal. Jika cabai lokal dijual dengan harga yang berkisar Rp 140 ribu – Rp 160 ribu per kilogram, cabai impor justru hanya setengahnya.

Harga cabai kering yang didatangkan dari India maupun Thailand sekitar Rp 60 ribu – Rp 80 ribu per kilogram. Para pengepul pun tampaknya lebih senang menjual cabai impor. Para pedagang lebih cepat mendapatkan keuntungan ketika menjual cabai impor. Hal ini disebabkan, cabai impor cukup laku di pasaran. Bahkan konsumen lebih memilih membeli cabai impor yang harganya jauh lebih terjangkau ketimbang cabai lokal yang harganya sudah selangit.

Para pedagang cabai di pasar juga tidak bisa melarang para konsumen untuk membeli cabai impor. Karena memang dari segi harga, berselisih sangat jauh. Masuknya cabai impor ini mau tidak mau menjadi pekerjaan baru baik bagi Dinas Perdagangan maupun Dinas Pertanian. Dinas harus mencari tahu dari mana pintu masuknya cabai-cabai impor tersebut. Meskipun secara harga sangat membantu meringankan beban masyarakat, apalagi yang bergerak dalam bidang usaha kuliner, namun masuknya cabai impor juga perlu diwaspadai.

Walaupun masuk ke Mataram dalam bentuk cabai kering, ini juga patut menjadi perhatian bersama. Yang terpenting adalah cabai impor itu sehat dikonsumsi oleh masyarakat. Ada baiknya Dinas Perdagangan maupun Dinas Pertanian mengambil sampel cabai impor itu untuk selanjutnya dilakukan uji laboratorium. Uji laboratoium itu untuk memberi kepastian bahwa cabai impor itu aman dikonsumsi.


Langkah ini sebagai salah satu langkah antisipatif pemerintah dalam memproteksi kesehatan masyarakat. Jangan sampai karena harga yang rendah lantas tidak dibarengi dengan kualitas. Masuknya cabai impor ini sekaligus sebagai pembelajaran bahwa negara lain bisa surplus cabai sampai menjualnya antar negara. Sementara kita di Mataram khususnya, seperti mengalami kelangkaan cabai sehingga berdampak pada mahalnya harga cabai lokal. Ke depan diharapkan adanya win-win solution terhadap harga cabai lokal. Karena masyarakat berharap harga cabai lokal tidak terlalu tinggi, juga tidak terlalu rendah agar tidak merugikan petani cabai. (*)

Comments

Popular Posts