Pengawasan Lemah

I Wayan Wardana
ANGGOTA Komisi II DPRD Kota Mataram, I Wayan Wardana, SH., menyayangkan, adanya aset Pemkot Mataram berupa ruko di kompleks Pasar Cakranegara yang diduga dipindahtangankan. "Kita seperti pemadaman kebakaran saja kalau begitu. Setelah ada kejadian baru kita tahu, ramai - ramai turun untuk menyelesaikan," sesalnya. Dia menduga sebelumnya memang tidak pernah ada pengawasan. Artinya, selama ini pengawasan sangat diabaikan.

Wardana menuding Dinas terkait tidak aktif turun untuk melakukan pemantauan. Ia mengaku terkejut dengan adanya kabar dugaan pemindahtanganan aset. "Ini kan hal yang sangat simpel kita ndak bisa menangani, apalagi hal yang lebih besar," katanya. Sebetulnya masalah pengawasan aset tidaklah rumit sepanjang ada kemauan untuk menyelesaikan hal tersebut. Dengan munculnya kasus tersebut mengindikasikan adanya pembiaran.

Seperti halnya Sekda, politisi PDIP ini juga cukup khawatir hal tersebut dapat menjadi sandungan Mataram mendapatkan opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian). Kalaupun nantinya Mataram mendapatkan opini WTP, makna WTP itu menjadi tidak baik. Hanya mengejar penghargaan. "Ternyata pengelolaan aset kita juga seperti itu," sesalnya. Wardana menganggap persoalan ini bukan persoalan besar dan rumit.

"Inikan bukan masalah besar, kenapa bisa terbengkalai seperti itu," imbuhnya. Untuk itu, Wardana menyarankan agar dilakukan pengawasan secara periodik. Ia curiga pengawasan itu tidak dilakukan sehingga hal tersebut bisa terjadi. Karena, temuan itu baru di satu pasar saja. Tidak menutup kemungkinan, hal serupa juga terjadi di pasar lainnya. "Perlu diagendakan turun secara berkala. Mungkin sifatnya pembinaan juga di sana," katanya. Supaya ke depan, peristiwa serupa tidak terulang kembali.

Wardana mengaku heran sampai aset Pemkot Mataram bisa berpindah tangan. "Dari kemarin-kemarin kerjaannya apa," pungkasnya. Hal ini juga tidak menyentuh akar persoalan apa yang sebenarnya terjadi. Wardana melihat, Pemkot Mataram kurang disiplin dalam melakukan pengawasan. Mantan kepala Lingkungan ini yang hal yang sama juga kemungkinan terjadi di tempat lain. "Yang jangan heran di tempat lain mungkin ada juga yang bernilai ekonomis tinggi. Kita lihat saja kalau memang itu ada, nanti di Komisi II kita mau rapatkan," katanya.


Komisi II, kata Wardana, bisa melakukan penelusuran dengan cara turun langsung ke lapangan. Selama ini, katanya, dalam setiap rapat kerja dengan mitra Komisi II, kesannya semua baik-baik saja. "Yang dilaporkan lain, yang terdiri di lapangan lain," kritiknya. Ia menjanjikan internal Komisi II akan turun ke lapangan guna menelusuri dugaan pemindahtanganan aset tersebut. (fit) 

Comments

Popular Posts