PAJAK kendaraan bermotor
di hampir semua daerah di Indonesia menjadi primadona PAD (Pendapatan Asli
Daerah). Terlebih di NTB, jumlah kendaraan bermotor (ranmor) trendnya terus
bertambah. Idealnya bertambahnya jumlah kendaraan bermotor, diikuti oleh
naiknya PAD dari sektor pajak kendaraan bermotor. Sayangnya, peningkatan jumlah
kendaraan bermotor di daerah ini, tidak serta merta dibarengi dengan kenaikan
PAD dari sektor pajak.
Padahal, bertambahnya
jumlah kendaraan bermotor di suatu daerah merupakan potensi pajak kendaraan
bermotor. Secara kasat mata saja, jumlah kendaraan roda empat di NTB pada
umumnya sangat marak. Terlebih kendaraan roda dua produksinya terbilang sulit
dibendung. Sepeda motor sepertinya sudah bukan barang mahal lagi. Sehingga,
masyarakat sampai di pelosok-pelosok masyarakat sudah banyak yang memiliki
kendaraan bermotor.
Apalagi di ibukota
kabupaten/kota jumlah kendaraan bermotor tumbuh bak jumur di musim hujan.
Jumlah kendaraan bermotor yang menjamur adalah potensi mutlak. Potensi ini
kalau tidak digarap secara maksimal maka potensi itu tidak berarti apa-apa.
Karenanya SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) teknis yang menangani pajak
kendaraan bermotor yakni Dispenda (Dinas Pendapatan) harus punya cara untuk
mengeksekusi besarnya potensi pajak kendaraan bermotor.
Pengadaan mobil
operasional Samsat keliling nampaknya cukup berhasil mendongkrak setoran pajak
kendaraan bermotor. Dengan adanya mobil Samsat keliling dapat lebih mendekatkan
pelayanan kepada wajib pajak. Karena selama ini ada keengganan masyarakat untuk
mengurus pajak kendaraannya ke Kantor Samsat. Salah satunya lantaran wajib
pajak malas berurusan dengan calo yang langsung ''menyambut'' masyarakat wajib
pajak di instansi pemerintah tersebut. Samsat keliling cukup baik untuk
menjemput bola potensi pajak kendaraan bermotor.
Sayangnya mobil samsat keliling
tersebut jumlahnya masih terbatas. Akan sangat baik jika mobil samsat keliling
ditambah jumlahnya supaya cakupan pelayananya lebih luas. Seperti halnya mobil
SIM keliling milik kepolisian, mobil Samsat Keliling harus punya jadwal yang
jelas dan pasti dimana mangkalnya. Bila perlu keberadaan mobil Samsat Keliling
ini berikut jadwal mangkalnya. Hal ini untuk memudahkan masyarakat yang hendak
membayar pajak kendaraanya.
Dengan sosialisasi yang
intens masyarakat tidak perlu bingung-bingung mencari keberadaan mobil samsat keliling
karena memang jadwalnya sudah jelas. Selain itu SKPD terkait juga harus
mendorong masyarakat pemilik kendaraan bermotor untuk sadar dan taat membayar
kewajibannya membayar pajak. Harus ada trik untuk menggugah kesadaran
masyarakat membayar pajak kendaraannya tepat pada waktunya.
Bila perlu ada penghargaan
bagi masyarakat pemilik kendaraan bermotor yang taat membayar pajak. Penghargaan
ini bisa saja diberikan dalam bentuk diskon atau potongan pembayaran sekitar
lima sampai 10 persen. Bukan mustahil, penghargaan seperti ini bisa merangsang
kesadaran wajib pajak lainnya. Demikian pula dengan tunggakan pajak kendaraan
bermotor yang masih mengendap di masyarakat, harus segera ditarik. Sebab
jumlanya juga tidak sedikit. Dengan tidak tertagih pajak kendaraan bermotor
sama saja membiarkan kebocoran pajak terjadi. (*)
Komentar