space iklan
Dikonfirmasi
terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan Kota Mataram, Ir. Lalu
Mazhuriadi, membantah bantuan kapal nelayan berkapasitas 30 GT itu diperuntukan
bagi Lobar. ‘’Setahu saya, tidak ada bantuan kapal untuk Lobar. Itu untuk
nelayan Kota Mataram. Bantuan itu dari Kementrian Kelautan dan Perikanan,’’
terangnya, Senin (20/5) kemarin. Masalah kenapa bantuan itu diserahkan kepada
Kota Matara, pihaknya, lanjut Mazhuriadi hanya menerima. Sebab kewenangan ada
di Pemerintah pusat. Saat ini, kapal bantuan tersebut, tetap dimanfaatkan oleh
nelayan Kota Mataram. (her/fit)
Giri
Menang (Suara NTB) –
Sebuah
kapal nelayan dengan bobot 30 GT bantuan
pemerintah pusat yang diserahkan Bupati Lombok Barat, Dr. H. Zaini Arony
beberapa waktu lalu untuk nelayan Meninting, Kecamatan Batulayar di Pantai
Sekotong tahun 2012 lalu hingga kini belum terpakai. Kapal itu tak bisa
digunakan alias mangkrak karena biaya untuk operasional terlalu besar sementara
nelayan membutuhkan kapal berkapasitas kecil. Yang membingungkan, kapal itu sekarang
dimanfaatkan oleh nelayan Kota Mataram.
Dikonfirmasi
terkait hal ini, Kades Meninting, Mahdan Herianto, Minggu (19/5), mengaku heran
kenapa kapal itu bisa dikelola dan diserahkan ke Kota Mataram. “Kapal itu belum
difungsikan, tapi anehnya lagi kok
bisa diserahkan dan ditempatkan ke Kota Mataram,” tandasnya. Ia tak tahu persis
kenapa dan kapan kapal senilai hampir Rp 500 juta itu diserahkan ke Kota
Mataram. Karena pihaknya sejauh ini belum memperoleh informasi. Namun
setahunya, kapal itu diusulkan oleh kelompok nalayan setempat. Namum setelah
direalisasikan kapal itu diserahkan ke Kota Mataram. Ia pun sempat membubuhkan
tandatangan untuk mengusulkan bantuan kapal itu, namun anehnya pada saat serah
terimanya desa dan kecamatan tidak dilibatklan.
Karena
itu, untuk mencari tahu asal masalahnya, pihaknya akan mengumpulkan nelayan
untuk mencari tahun informasi sebenarnya. Dari informasi yang ia terima, ketua
kelompok nelayan ini berasal dari Kota Mataram kemungkinan pindahnya kapal itu
dari ketua tersebut namun pihaknya masih melakukan penyelidikan. Setelah ada
fakta mengarah ke sana, pihaknya akan melaporkan hal ini ke dinas terkait.
Kapal itu jelasnya diserahkan ke nelayan Meninting sekitar tahun 2012 lalu,
kapasitasnya mampu memuat sekitar 30 nelayan dengan kapasitas 30 GT. Kapal ini
merupakan bantuan pusat.
Nelayan
memprotes keras kalau kapal itu dioserahkan ke Mataram karena menjadi haknya. Nelayan,
sambungnya, sanggup membiayai operasionalnya dengan urunan asalkan kapal itu
tidak dialihkan ke Mataram. Biaya operasional kapal itu sekali melaut sekitar
Rp 50 juta, namun hasil yang diperoleh lumayan karena kapasitas besar.
Disebutkan, jumlah penduduk di desa setempat 6000 jiwa atau 300 KK. Dimana 1600
jiwa lebih miskin. Jumlah kelompok nelayan sebanyak 47 dari kelompok ini hanya
35 yang aktif. “Semua nelayan masuk katagori miskin,” ujarnya.
Komentar