Kapal Bantuan Nelayan Diusulkan Lobar, Dimanfaatkan Nelayan Kota Mataram

space iklan
Giri Menang (Suara NTB) –
Sebuah kapal  nelayan dengan bobot 30 GT bantuan pemerintah pusat yang diserahkan Bupati Lombok Barat, Dr. H. Zaini Arony beberapa waktu lalu untuk nelayan Meninting, Kecamatan Batulayar di Pantai Sekotong tahun 2012 lalu hingga kini belum terpakai. Kapal itu tak bisa digunakan alias mangkrak karena biaya untuk operasional terlalu besar sementara nelayan membutuhkan kapal berkapasitas kecil. Yang membingungkan, kapal itu sekarang dimanfaatkan oleh nelayan Kota Mataram.

Dikonfirmasi terkait hal ini, Kades Meninting, Mahdan Herianto, Minggu (19/5), mengaku heran kenapa kapal itu bisa dikelola dan diserahkan ke Kota Mataram. “Kapal itu belum difungsikan, tapi anehnya lagi kok bisa diserahkan dan ditempatkan ke Kota Mataram,” tandasnya. Ia tak tahu persis kenapa dan kapan kapal senilai hampir Rp 500 juta itu diserahkan ke Kota Mataram. Karena pihaknya sejauh ini belum memperoleh informasi. Namun setahunya, kapal itu diusulkan oleh kelompok nalayan setempat. Namum setelah direalisasikan kapal itu diserahkan ke Kota Mataram. Ia pun sempat membubuhkan tandatangan untuk mengusulkan bantuan kapal itu, namun anehnya pada saat serah terimanya desa dan kecamatan tidak dilibatklan.

Karena itu, untuk mencari tahu asal masalahnya, pihaknya akan mengumpulkan nelayan untuk mencari tahun informasi sebenarnya. Dari informasi yang ia terima, ketua kelompok nelayan ini berasal dari Kota Mataram kemungkinan pindahnya kapal itu dari ketua tersebut namun pihaknya masih melakukan penyelidikan. Setelah ada fakta mengarah ke sana, pihaknya akan melaporkan hal ini ke dinas terkait. Kapal itu jelasnya diserahkan ke nelayan Meninting sekitar tahun 2012 lalu, kapasitasnya mampu memuat sekitar 30 nelayan dengan kapasitas 30 GT. Kapal ini merupakan bantuan pusat. 

Nelayan memprotes keras kalau kapal itu dioserahkan ke Mataram karena menjadi haknya. Nelayan, sambungnya, sanggup membiayai operasionalnya dengan urunan asalkan kapal itu tidak dialihkan ke Mataram. Biaya operasional kapal itu sekali melaut sekitar Rp 50 juta, namun hasil yang diperoleh lumayan karena kapasitas besar. Disebutkan, jumlah penduduk di desa setempat 6000 jiwa atau 300 KK. Dimana 1600 jiwa lebih miskin. Jumlah kelompok nelayan sebanyak 47 dari kelompok ini hanya 35 yang aktif. “Semua nelayan masuk katagori miskin,” ujarnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan Kota Mataram, Ir. Lalu Mazhuriadi, membantah bantuan kapal nelayan berkapasitas 30 GT itu diperuntukan bagi Lobar. ‘’Setahu saya, tidak ada bantuan kapal untuk Lobar. Itu untuk nelayan Kota Mataram. Bantuan itu dari Kementrian Kelautan dan Perikanan,’’ terangnya, Senin (20/5) kemarin. Masalah kenapa bantuan itu diserahkan kepada Kota Matara, pihaknya, lanjut Mazhuriadi hanya menerima. Sebab kewenangan ada di Pemerintah pusat. Saat ini, kapal bantuan tersebut, tetap dimanfaatkan oleh nelayan Kota Mataram. (her/fit)

Komentar