Mataram
(Suara NTB) –
Keberadaan
MCC (Mataram Craft Center) yang dihajatnya menjadi sentra penjualan mutiara
oleh Pemkot Mataram, kondisinya kini memprihatinkan. Bangunan berlantai II itu,
tidak banyak dimanfaatkan. Bahkan toko yang ada di lantai II, semuanya kosong.
Selain itu, plafon MCC sudah banyak yang jebol.
![]() |
MCC harus direvitalisasi. Tampak jejeran toko yang berada di lantai II, kosong |
Menanggapi
kondisi tersebut, Ketua Fraksi Partai Hanura DPRD Kota Mataram, Yeyen Seprian
Rachmat, SE., MSi., yang ditemui Suara
NTB di Sekretarian DPD Hanura Provinsi NTB, Kamis (2/5) mengatakan, sebenarnya
permasalahan MCC sudah lama menjadi sorotan dan perhatian Dewan. Hanya saja
tindaklanjutnya, sejauhmana upaya Pemkot Mataram untuk mendayagunakan lagi
bangunan itu. ‘’Initinya revitalisasi MCC dengan kondisi seperti saat ini, bagi
Fraksi Hanura adalah keharusan,’’ tegasnya.
Anggota
Komisi II DPRD Kota Mataram ini sangat menyayangkan ada suatu areal yang sangat
strategis letaknya di pusat Kota Mataram tapi tidak termanfaatkan dengan baik.
Oleh karena itu, ia berharap Pemkot Mataram melalui Walikota bisa
menginstruksikan SKPD terkait untuk melakukan revitalisasi. Apapun yang dibutuhkan
terkait revitalisasi MCC, lanjutnya, Dewan akan sangat mendukung.
‘’Tapi
apa langkah-langkah itu, belum terlihat sampai saat ini,’’ imbuh Yeyen. Pemkot
Mataram harus mempunyai kajian dan analisis mengapa perajin enggan masuk ke
MCC. ‘’Apakah layout bangunanya atau
apa,’’ ujarnya. Karenanya, kajian serta analisis mutlak perlu dilakukan sebelum
revitalisasi itu terlaksana.
Yeyen
pun tak heran ketika sekarang kondisi MCC banyak plafonya yang jebol dan
kerusakan di bagian-bagian yang lain. Sebab, katanya, manakala bangunan itu
tidak termanfaatkan maka akan rusak dengan sendirinya karena tidak ada
perawatan. Karenanya, langkah cepat Pemkot Mataram untuk melakukan revitalisasi
itu sangat dinanti.
Dari
revitalisasi nantinya bisa diketahui, apakah MCC akan digunakan kembali untuk
tempat penjualan mutiara atau bahkan pusat oleh-oleh. Hal ini harus
dikomunikasikan dengan para penyewa. Sebab keberadaan MCC sebetulnya
memudahkan. Sedangkan Kampung-kampung mutiara yang ada, bukan masalah dan tidak
bakal bersinggungan dengan MCC. Kampung mutiara tersebut memang sudah lama ada
sebagai identitas turun temurun di Sekarbela.
Selama
MCC produktif, Dewan akan mendukung. Dewan saat ini menunggu kemauan baik dari
Pemkot Mataram untuk melakukan revitalisasi. Ia menyarankan, untuk merencanakan
nasib MCC ke depan, harus melibatkan para perajin setempat. ‘’Apa yang menjadi
aspirasi dari bawah, itu yang harus didengar. Konsep mereka seperti apa,
dikombinasi dengan konsep Pemkot Mataram. Selera itu harus berangkat dari
bawah,’’ terang Yeyen.
Bagaimanapun,
Pemkot sangat berkepentingan terhadap kemajuan kerajinan mutiara di Kota
Mataram. Ada kepentingan yang lebih besar untuk mempromosikan mutiara secara
lebih profesional. Sehingga wisatawan akan mudah mengakses tempat-tempat
perbelanjaan, khususnya kerajinan mutiara. (fit)
Komentar