Pembagian Tabung Gas Belum Merata, Dewan Wacanakan Panggil Kadis Koperindag


Mataram (Suara NTB) –
Masih banyaknya masyarakat yang belum menerima kompor dan tabung gas sebagai akibat konversi minyak tanah ke gas, disesalkan oleh kalangan DPRD Kota Mataram. Anggota Komisi II DPRD Kota Mataram, Abdul Malik Thalib kepada Suara NTB di DPRD Kota Mataram, Selasa (14/5) mengatakan, pihaknya cukup memahami kesulitan masyarakat yang belum menerima tabung gas, ditengah mahalnya harga minyak tanah non subsidi yang mencapai Rp 11 ribu per liter.

Abdul Malik Thalib

Ia menduga, salah satu penyebab terjadinya hal ini lantaran data yang tidak akurat. Ia bahkan mewacanakan pemanggilan terhadap Kepala Dinas Koperindag Kota Mataram, Wartan, SH., untuk mengklarifikasi berapa data penerima konversi yang sesungguhnya. Sebab, banyaknya warga yang belum menerima tabung gas ini, bukan isapan jempol belaka. Pihaknya bahkan pernah menerima pengaduan dari masyarakat terkait masih ada tabung gas yang belum sampai ke masyarakat.

Beberapa hari terakhir ia sempat menemukan ada data yang tidak sinkron dengan kenyataan yang ada. Yang didata, lanjutnya, seringkali jumlahnya tidak berimbang dengan jumlah yang seharusnya menerima bantuan. ‘’Jadi jangan sampai kesan kita mengangkat jumlah masyarakat yang secara ekonomi meningkat, tapi pada kenyataannya di lapangan justru tidak meningkat, melainkan tetap seperti kondisi yang sebelum-sebelumnya,’’ terang politisi PKS ini.

Pendataan yang dianggap kurang akurat ini akan menjadi catatan Dewan. ‘’Jangan hanya pendataan secara acak yang kemudian penilaiannya menggunakan asumsi,’’ pintanya. Malik mengatakan, ia akan ajak rekan-rekannya di komisi II untuk mencari data yang sesungguhnya. Koperindagpun akan dipanggil supaya bisa memberikan data yang sesungguhnya.

Koperindag sebagai leading sektor penyaluran konversi minyak tanah ke gas ini diminta mengawal bantuan tersebut. Tidak saja saat bantuan itu keluar, tetapi hingga didistribusikan kepada masyarakat sehingga yang menerima juga jelas. ‘’Seringkali di beberapa tempat ada masyarakat yang mendapat gas, padahal sebetulnya secara ekonomis dia tidak membutuhkannya. Sehingga dialihkan ke orang lain dengan cara menjual,’’ tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, warga Lingkungan Rembiga Barat Kelurahan Rembiga hingga saat ini ternyata banyak yang belum menikmati konversi minyak tanah ke gas. Bahkan, menurut Wakil Ketua RT 02 Lingkungan Rembiga Barat, Toha Bahtiar, tercatat 368 kepala keluarga yang belum mendapatkan jatah kompor dan tabung LPG 3 kg.

 Akibatnya, warga yang sampai saat ini belum kebagian tabung gas, terpaksa membeli minyak tanah non subsidi dengan harga yang cukup mahal. Di tingkat eceran saja, minyak tanah non subsidi dijual dengan harga sekitar Rp 11 ribu. (fit)

Komentar