Amankan Koral dan Ikan, Dinas PKP Kota Mataram Bentuk Tim


Mataram (Suara NTB) -
Tidak ingin kecolongan seperti daerah lain yang koral lautnya diduga diambil secara ilegal, bahkan diekspor ke luar negeri, Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan (PKP) Kota Mataram mengambil langkah antisipasi. Meskipun panjang pantai Kota Mataram hanya sekitar sembilan kilometer. Untuk mengamankan Sumber Daya Alam (SDA) hayati kelautan di perairan Kota Mataram, Dinas PKP telah membentuk tim.

Demikian dikatakan Kepala Dinas PKP Kota Mataram, Ir. L. Mazhuriadi menjawab Suara NTB di Kantor Walikota Mataram, Jumat (7/6) kemarin. Bahkan, lanjutnya, tim ini sudah lama terbentuk. Selain tim pengamanan tersebut, adapula kelompok pengawas masyarakat (Pokwasmas). Sebab, menurut dia, berbicara kekayaan laut, tidak hanya berbicara masalah karang tapi masalah kekayaan alam hayati di laut. ‘’Jadi karang termasuk salah satu di dalamnya,’’ cetusnya.

Disamping karang, demikian Mazhuriadi, sumber daya alam hayati lainnya yang juga butuh pengawasan, adalah ikan. Pengamanan ini sudah menjadi program rutin di bidang pengawasan sumber daya alam hayati kelautan. ‘’Kita punya tim. Tim ini bergerak secara terjadwal di samping insidentil,’’ ujarnya.  Sementara itu Pokmaswas diberdayakan untuk membantu, termasuk membantu tim dalam rangka mengamankan sumber daya alam hayati kelautan.

Bentuk pemberdayaan Pokmaswas ini, kata Mazhuriadi, antara lain pelatihan-pelatihan. Pihaknya juga membantu Pokmaswas dalam bentuk sarana seperti perahu. Sarana ini, disamping digunakan untuk mencari nafkah, juga digunakan untuk membantu pada upaya-upaya untuk mengamankan SDA hayati keautan. Ia mengakui, bahwa yang membutuhkan pengawasan ketat saat ini adalah karang dan ikan. Tetapi yang sering terjadi, banyak juga nelayan andon atau nelayan dari luar Kota Mataram yang menangkap ikan di perairan Kota Mataram. ''Ini juga menjadi bagian dari tugas kita untuk mengamankan,'' ujarnya.

Namun demikian, tegasnya, di wilayah perairan Kota Mataram hingga saat ini belum ada indikasi pengambilan karang untuk keperluan komersil seperti yang terjadi di daerah lain. ‘’Yang paling sering terjadi adalah penangkapan ikan menggunakan bahan peledak. Ini yang kita minimalisasi,’’ tandasnya. (fit)

Komentar