SENIN
(10/6) kemarin bisa jadi merupakan hari yang bersejarah bagi Pemkot Mataram.
Dimana, Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh
menerima Anugerah Adipura di Istana Negara yang diserahkan langsung oleh Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono. Adipura kali ini nampaknya akan menjadi Adipura yang
begitu membanggakan.
Pasalnya,
seperti diketahui, dua tahun berturut-turut masing-masing tahun 2011 dan 2012
Kota Mataram absen mendapatkan anugerah ini. Meskipun kala itu, berbagai upaya
menurut versi Pemkot Mataram telah dilakukan. Selain, Adipura yang kembali ke
genggaman Kota Mataram, tahun ini, Mataram menjadi satu-satunya kota yang
mewakili NTB menerima Adipura untuk katagori Kota Sedang.
Keberhasilan
Kota Mataram meraih Adipura setelah dua tahun gagal menyabet penghargaan
bergengsi dalam bidang kebersihan ini, hendaknya dapat memacu semangat aparatur
pemerintah serta warga untuk menciptakan Kota Mataram yang bersih. Sebab,
konsekuensi menerima Adipura tidaklah ringan, karena harus didukung oleh
perilaku masyarakat maupun aparatur pemerintah dalam menjaga lingkungan setiap
hari.
Setelah
dua tahun tanpa Adipura, maka Adipura kali ini bagi Kota Mataram merupakan
titik awal menyiapkan kondisi lingungan yang lebih baik. Tidak hanya kebersihan
di darat tapi juga di daerah pesisir Kota Mataram. Selama ini, upaya mewujudkan
kebersihan masih terfokus pada lingkungan darat, sementara kawasan pesisir
terkesan dilupakan.
Kawasan
pesisir akan dibersihkan manakala kawasan tersebut akan dimanfaatkan untuk
kegiatan pemerintahan. Kawasan pesisir yang bersih dan indah bisa menjadi ikon
serta potensi pariwisata mendatang. Apresiasi khusus harus diberikan Pemkot
Mataram kepada petugas kebersihan yang telah bekerja keras membersihkan Kota
Mataram dari sampah.
Semangat
Adipura atau bagaimana mewujudkan lingkungan yang bersih, hendaknya jangan
terfokus di tengah kota saja. Justru semangat Adipura ini harus ditularkan
hingga ke tingkat lingkungan bahkan rumah tangga. Selama ini ada kesan
kebersihan hanya milik jalan-jalan utama atau jalan protokol saja. Lingkungan
juga perlu diajak mempertahankan Adipura. Caranya sederhana, tidak membuang
sampah sembarangan, apalagi di drainase.
Setelah
Adipura kembali didapatkan oleh Kota Mataram, Pemkot jangan terlena. Sebab
seperti pengalaman dua tahun sebelumnya, bahwa mempertahankan Adipura itu jauh
lebih sulit ketimbang memulai untuk mendapatkannya. Jangan sampai naiknya poin
penilaian dijadikan sumber masalah lepasnya Adipura. Kalau itu yang terjadi,
maka jelas sekali kalau orientasi berpikir Pemkot Mataram adalah untuk mengejar
gengsi Adipura semata.
Seharusnya
Mataram benar-benar siap. Mataram tetap bersih meski sedang tidak ada penilaian
Adipura. Sehingga, berapapun standar nilai yang ditetapkan untuk Adipura, Mataram
tetap bisa memenuhinya. (*)
Komentar