Jangan Hanya Mengejar Momentum

PEMKOT Mataram, tanggal 31 Agustus mendatang rencananya akan me-launching program pelayanan kesehatan gratis kelas III di RSUD Kota Mataram. Rencana yang hampir pasti dilaksanakan pada peringatan HUT Kota Mataram ke-20, sejauh ini belum belum berjalan mulus. Berbagai apresiasi bahkan ganjalan, menghadang pemberlakuan program yang dibanderol dengan judul Kartu Mataram Sehat.

Meniru jejak Jokowi dan Ahok yang lebih dulu telah me-launching Kartu Jakarta Sehat terlebih dahulu, justru mendapat cibiran dari kalangan DPRD Kota Mataram. Bahkan, Ketua Komisi II DPRD Kota Mataram, Nyayu Ernawati, S.Sos., terang-terangan menuding bahwa Pemkot Mataram belum siap menggratiskan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan gratis bagi pasien kelas III di RSUD Kota Mataram dikhawatirkan akan menimbulkan masalah baru.

Persoalan baru yang kemungkinan bisa muncul adalah ketersediaan tempat tidur dan ruang perawatan. Dengan digratisnya pelayanan kesehatan bagi pasien kelas III di RSUD Kota Mataram, animo masyarakat akan meningkat. Kekhawatirannya itu bukan masalah penggratisan pelayanan kesehatan, tetapi jika nantinya pasien yang ada dirujuk ke RSUP NTB akibat RSUD Kota Mataram tidak mampu menampung pasien. Alangkah baiknya jika fasilitas penunjang seperti tempat tidur dan ruang perawatan disediakan dulu. Jangan sampai menimbulkan kesan bahwa program ini dijalankan setengah hati.

Tak hanya itu, jenis penyakit yang akan mendapat tanggungan dalam program tersebut juga belum banyak diketahui masyarakat. Dewan sanksi dengan anggaran Rp 2 miliar tersebut akan mampu mengcover semua biaya yang dibutuhkan. Apalagi Dirut RSUD Kota Mataram mengaku kalau KMS itu belum jelas bagaimana implementasinya.

Termasuk jika pasien rujukan kelas III yang notabene gratis, melebihi kapasitas, sudah jelas akan dirujuk lagi ke RSUP NTB. Konsekuensinya, pasien rujukan pemegang KMS jelas akan membayar. Sebab, sejauh ini belum ada kerjasama apapun antara Pemkot Mataram, khususnya RSUP NTB dalam hal KMS. Dengan begitu, praktis KMS yang akan di-launching Pemkot Mataram sekitar dua pekan lagi, hanya berlaku hingga RSUD Kota Mataram.

Seharusnya memang sebelum meluncurkan sebuah program, apapun namanya, harus dipersiapkan dengan matang. Jangan sampai, hanya karena mengejar momen HUT Kota Mataram, lantas Pemkot Mataram latah. Meniru program kartu Jakarta Sehat tanpa mempersiapkan sarana pendukung. Seperti di RSUD Kota Mataram, ruang tambahan untuk kelas III, saat ini sedang dalam proses pembangunan.

Menorehkan prestasi pada momentum tertentu, katakanlah momen HUT Kota Mataram memang penting, tetapi jauh lebih penting menunjukkan prestasi yang betul-betul bermanfaat bagi masyarakat, sehingga ujung-ujungnya tidak menimbulkan masalah yang prinsip. (*)

Komentar