Pascalebaran, Jumlah PKL Diprediksi Bertambah

Mataram (Suara NTB) -
Jumlah PKL, terutama di Kota Mataram diprediksi meningkat pascalebaran. Ini tidak terlepas dari kebijakan Pemkot Mataram yang memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat kecil guna berjualan di wilayah-wilayah yang ada di Kota Mataram. Apalagi Walikota telah menentukan titik-titik PKL. Ini terdengar oleh keluarga PKL, terutama yang berasal dari Pulau Jawa dan Sumatera.

Demikian disampaikan Ketua DPW APKLI NTB, Irwan Prasetya kepada Suara NTB di sela-sela menghadiri open house Walikota Mataram. Mereka, katanya, sudah mulai berbondong-bondong datang ke Mataram untuk mencari rezeki. Ditambah lagi dengan tamatan perguruan tinggi negeri dan swasta yang setiap tahun tidak bisa tertampung di sektor formal, akhirnya menyasar sektor informal. Antara lain menjadi PKL. Ia mengaku, sudah banyak masyarakat yang mendaftar ke APKLI untuk menjadi PKL. ‘’PKL ini kelihatannya kecil tetapi penghasilannya cukup menjanjikan, sehingga APKLI, berjuang untuk membuatkan regulasi bagi PKL,’’ terangnya.

Tahun 2012 terbit dua regulasi, yaitu permendagri dan peraturan presiden. Ini, sambung Irwan, cukup membuat PKL di Indonesia, khususnya di Mataram terlindungi secara hukum. APKLI memprediksi jumlah PKL akan terus meningkat. Terlebih lagi kecenderungan masyarakat Kota Mataram yang disibukkan dengan rutinitas di kantor sehingga tidak sempat memasak untuk keluarganya. ‘’Mereka ingin makan dengan yang siap saji, minuman, makanan, jajanan. Fenomena ini membuat masyarakat tertarik menjadi PKL,’’ tambahnya.

Karenanya, APKLI mengajak pemda berpikir bagaimana solusi mengatasi membludaknya jumlah PKL yang masuk ke Mataram. Menurut catatan APKLI, penambahan jumlah PKL di Kota Mataram, setiap tahun meningkat antara 10 -20 persen. ‘’Sekarang lebih melonjak lagi,’’ cetusnya. Hal ini tidak terlepas dari tingginya angka pengangguran yang tidak bisa tertampung di sektor formal.

Katanya, sektor formal paling banyak bisa menyerap tenaga kerja hanya 25 persen setiap tahun. ‘’Sementara sisanya 75 persen akan lari kemana? Yang paling gampang dilakukan adalah menjadi PKL,’’ kata Irwan. APKLI mencatat, jumlah PKL saat ini sekitar 4.700. Jumlah ini meningkat pesat dibandingkan tahun lalu yang hanya 4.200 PKL. Bahkan, jumlah ini diyakini bakal bertambah pascalebaran.

Sebab, PKL yang mudik lebaran ke kampung halamannya di Pulau Jawa, sekembalinya ke Mataram umumnya akan membawa serta keluarganya. Pada bagian Lain Irwan menyebutkan, titik PKL yang telah dipetakan di Mataram, kata dia, sekitar 82 titik. Yang menetap 38, sisanya adalah PKL yang tidak menetap. APKLI mengusulkan sebaiknya pemerintah mencari alternatif lokasi baru sehingga sudah dipersiapkan sebelumnya.

‘’Jangan dibiarkan mereka memilih sendiri, membangun sendiri, sudah itu dibongkar ribut, tidak dibongkar kumuh,’’ ujarnya. Sehingga sebaiknya Pemkot Mataram melalui Diskoperindag Kota Mataram, mulai sekarang seharusnya sudah menentukan titik-titik yang bisa ditempati PKL.  Sebab penambahan PKL lebih sering tidak mengenal waktu. Bahkan bisa jadi bertambah setiap hari.

‘’Kalau pemerintah tidak punya tangan yang kuat untuk mengatur PKL, bisa kewalahan. Yang terdata oleh APKLI 4.000-an PKL sekarang ini, sementara yang memiliki KTA baru 2.000-an lebih,’’ ungkapnya. Keberadaan PKL di Mataram dipastikan berkorelasi dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi di ibukota provinsi ini. (fit)

Komentar