Sang Ketut Deresta |
MARAKNYA pembangunan infrastruktur di Kota Mataram
mendapat apresiasi dari kalangan anggota DPRD Kota Mataram. Memang saat ini
Pemkot Mataram tengah gencar-gencarnya melakukan pembangunan jalan dan
drainase. Sayangnya, upaya Pemkot Mataram mewujudkan infrastruktur yang baik
bagi masyarakat, tidak dibarengi dengan pengawasan ketika pembangunan itu
berlangsung
Demikian pandangan anggota Komisi III DPRD Kota
Mataram, Sang Ketut Deresta. Berbicara kepada Suara NTB, Jumat (20/9) kemarin, ia menyoroti buruknya kualitas
pekerjaan para rekanan yang mengerjakan proyek jalan maupun drainase di Kota
Mataram. Bagaimana tidak, pembangunan jalan maupun drainase di daerah ini,
seolah hanya formalitas belaka.
‘’Banyak jalan dan drainase di kota ini, belum setahun
dibangun sudah rusak,’’ ujarnya kecewa. Jika ditarik benang merahnya, ada
banyak faktor yang menyebabkan proyek pembangunan fisik di Kota Mataram
dibangun dengan kualitas yang mengecewakan. Pertama, ia menduga, proyek-proyek
yang tak ‘’berumur’’ tersebut, lantaran tidak ada pengawasan yang optimal dari
Dinas PU Kota Mataram selaku SKPD teknis.
‘’Karena tidak ada pengawasan, makanya dikerjakan
sembarangan,’’ imbuhnya. Ia mencontohkan drainase di kawasan Tanah Haji.
Menurut politisi Partai Hanura ini, proyek pembangunan drainasr tersebut
dibangun menggunakan anggaran dari APBD Perubahan Kota Mataram tahun 2012, kini
sudah rusak.
‘’Jangankan orang pintar, orang yang awam saja tahu,
kalau rusaknya itu karena kurang campuran semennya,’’ demikian Deresta. Selain
pengawasan yang lemah, proyek-proyek yang tidak berumur panjang juga dipicu
fenomena ‘’kejar tayang’’ pada setiap akhir tahun anggaran. Memang, sambung
dia, ada kebiasaan di kalangan Pemkot Mataram menggelontorkan proyek di akhir
tahun anggaran.
Sehingga, mau tidak mau, rekanan yang mendapat proyek
tersebut harus berpacu dengan target waktu yang ada supaya tidak terkena sanksi
denda keterlambatan. Buruknya kualitas pembangunan jalan dan drainase, kata
Deresta, menjadi catatan pihaknya. Di banyak kesempatan, ia memang kerap
membicarakan persoalan jalan dan drainase, sebab, kedua jenis infrastruktur ini
juga paling sering dikeluhkan masyarakat.
‘’Ini menjadi peringatan bagi Dinas PU Kota Mataram
supaya lebih meningkatkan pengawasannya. Kenapa saya selalu berbicara soal
jalan dan drainase, tidak berbicara yang lain? Masalah jalan dan drainase saja
sampai sekarang tidak selesai-selesai, apalagi saya mau bicara yang lain,’’
tandasnya. (fit)
Komentar