Jangan Hanya Bisa Merencanakan

Muhtar

REVITALISASI eks Pelabuhan Ampenan mendapat banyak dukungan. Tidak terkecuali dari kalangan DPRD Kota Mataram. Seperti diungkapkan anggota Komisi III Muhtar, SH., kepada Suara NTB, Kamis (5/9) kemarin, usai menghadiri sidang paripurna pemandangan umum fraksi-fraksi DPRD Kota Mataram.

Katanya, karena revitalisai eks Pelabuhan Ampenan adalah untuk kepentingan masyararakat, maka tidak ada alasan bagi pihaknya untuk tidak mendukung pembangunan di sana. ‘’Pada prinsipnya, Dewan itu tetap mendukung apa yang menjadi program pemerintah untuk mendukung kepentingan masyarakat,’’ tandasnya.

Anggota Dewan dari dapil Ampenan ini menyadari, kemampuan anggaran yang dimiliki Pemkot Mataram, jelas tidak bisa mengcover semua pembangunan di eks Pelabuhan Ampenan. Karenanya, penganggaran program revitalisasi eks Pelabuhan Ampenan tentu bisa dilakukan secara bertahap. ‘’Dengan peningkatan PAD kita, kita harus optimis,’’ katanya.

Pihaknya, sambung Muhtar tetap mendorong Pemkot Mataram mempertahankan Ampenan sebagai kota tua dan sebagai cagar budaya. Khusus mengenai struktur bangunan dengan gaya arsitektur belanda, ia menekankan untuk tidak dilakukan perubahan. Kemudian, apa yang menjadi kebutuhan masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat, harus terus dikembangkan oleh Pemkot Mataram.

Memang, sulit melarang masyarakat untuk tidak melakukan perubahan terhadap struktur maupun desain bangunan, namun jika Pemkot Mataram bersungguh-sungguh ingin mempertahankan kota tua Ampenan, maka harus ada langkah konkret yang dilakukan. Politisi Partai Gerindra ini menyarankan kepada Pemkot mataram untuk secepatnya membuatkan aturan terkait hal itu. ‘’Mungkin dalam bentuk perda pengelolaan kota tua Ampenan,’’ ucapnya.

Ia berharap, tahun 2014 mendatang, raperda pengelolaan kota tua Ampenan bisa menjadi prioritas. Dengan aturan ini, paling tidak bisa ’’mengintervensi’’ supaya pemilik bangunan tidak sembarangan mengubah bentuk bangunan. Masyarakat sangat apresiatif terhadap revitalisasi eks Pelabuhan Ampenan. Ini terbukti dengan antusiasme masyarakat menyambut rencana pembangunan oleh pihak investor kala itu.

Ia menganggap dimasukannya penganggaran revitalisasi eks Pelabuhan Ampenan, sangat tepat. Namun demikian, tambahnya, untuk pembagian lahan usaha di sana, harus benar-benar tepat sasaran dan tepat penggunaanya. ‘’Jangan sampai apa yang telah dibangun itu, tidak dimanfaatkan secara maksimal. Itu yang saya lihat di Ampenan. Banyak tenda-tenda yang diperuntukkan bagi PKL, itu juga tidak pergunakan semestinya,’’ ujarnya. Demikian pula pembebasan lahan milik masyarakat di pinggir kali Jangkuk yang rencananya untuk menghidupkan kawasan tersebut, ternyata tidak dimanfaatkan secara maksimal. Padahal, itu sudah banyak menyerap anggaran.

‘’Makanya jangan hanya bisa merencanakan, lalu dibiarkan telantar. Ini yang kita dorong dari dulu, pa yang menjadi program pemerintah supaya dipelihara dengan baik, sehingga berkelanjutan. Paling tidak, kalau pemerintah tidak mampu mengelolanya, ya kenapa tidak diserahkan kepada pihak-pihak yang memang bisa diajak bekerjasama,’’ ujarnya mengingatkan. (fit)

Komentar