Maksimalkan Pengelolaan Aset

H. Zahiran Yahya

TRAUMA dengan opini WDP (Wajar Dengan Pengecualian), Pemkot Mataram telah mengambil langkah solutif dengan mengajukan raperda Kota Mataram tentang susunan organisasi. Salah satunya, membentuk lembaga baru bernama Badan Keuangan dan Aset Daerah.

Dibentuknya Badan Keuangan dan Aset daerah, menurut Ketua Pansus Raperda Kota Mataram tentang Susunan Organisasi, H. Zahiran Yahya kepada Suara NTB via ponsel, kemarin, lantaran masalah aset selalu menjadi penyebab gagalnya Kota Mataram mendapat opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian).

Pansus dalam hal ini mendorong upaya-upaya yang ditempuh Pemkot Mataram untuk membenahi persoalan aset. Keberadaan Badan Keuangan dan Aset Daerah nantinya, demikian politisi Partai Golkar Kota Mataram ini, cukup strategis untuk menjawab persoalan aset yang selama ini belum clear.

Badan Keuangan dan Aset Daerah ini nantinya diharapkan mampu memaksimalkan pengelolaan aset milik Pemkot Mataram. ''Ada efektivitas kerja,'' imbuhnya. Supaya membuahkan hasil sesuai harapan, kata Zahiran, tentu tidak bisa dengan hanya membentuk badan. Tetapi, Badan Keuangan dan Aset  Daerah itu harus ditopang dengan SDM (Sumber Daya Manusia) yang memadai dalam arti penempatan pejabat betul-betul sesuai kapasitas.

Mendalami rencana pembentukan Badan Keuangan dan Aset Daerah, Pansus melakukan studi komparasi ke Kota Tangerang dengan mengikutsertakan Bagian Keuangan Setda Kota Mataram dan Bagian Umum Setda Kota Mataram, meskipun dua lembaga tersebut hanya mengirim stafnya untuk mendapingi studi komparasi penerapan Badan Keuangan dan Aset Daerah.

Konsekuensi dari pembentukan lembaga baru ini, menurut Zahiran sudah pasti akan berimbas pada pembiayaan. ‘’Makanya kita ingin mencari benang merahnya dengan duduk bersama eksekutif nanti sepulang dari Tangerang,’’ katanya. Yang ia kagumi dari hasil studi komparasi itu, bahwa Walikota Tangerang melakukan evaluasi setiap saat terhadap kinerja anak buahnya.

‘’Uniknya, setiap coffe morning di sana itu kepala SKPD diuji satu-satu programnya. Kalau ada yang tidak bisa bekerja, langsung dimutasi,’’ terangnya. Sehingga, di Tangerang mutasi bisa terjadi kapan saja dan bukan merupakan sesuatu yang perlu ditakuti. Ia berharap pihak eksekutif yang menyertai perjalanan Pansus ke Tangerang, menyampaikan hasil studi komparasi itu ke pimpinannya secara utuh. (fit)

Komentar