Mataram (Suara NTB) -
Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Mataram, I Wayan
Sugiartha mengkritisi kinerja KPU Kota Mataram, berkaitan dengan data pemilih.
Ia bahkan curiga, kalau KPU Kota Mataram hanya copy paste data pemilih. Menurutnya, selama pelaksanaan pemilu,
baik pemilu legislatif, Pilkada maupun Pilpres, masalah data pemilih tetap menjadi persoalan. Ia
menyayangkan, mengapa data pemilih masih saja menjadi masalah. Ia mempertanyakan
pola koordinasi antara KPU Kota Mataram dengan Pemkot Mataram dalam hal
pendataan pemilih.
‘’Malah, sebelum keluarnya data pemilih, saya
mendengar sendiri dari beberapa lingkungan yang diundang oleh pihak kecamatan,
mereka juga kaget. Padahal, mereka juga sudah memberikan data tapi kok yang turun itu beda,’’ terangnya. Ia
mencontohkan di Kelurahan Rembiga, ada warga yang tercatat sudah pindah dari
kelurahan tersebut, dan sudah dicatat pada saat pendataan. Ironisnya, ketika
data pemilih diterbitkan oleh KPU Kota Mataram, nama itu muncul lagi. Ini
artinya, kata Wayan, pendataan oleh KPU Kota Mataram, tidak maksimal.
‘’Perbaikan data itu ndak maksimal.
Bisa jadi hanya di-copy paste saja yang lama itu,’’ ujarnya.
Padahal, KPU Kota Mataram, juga telah melakukan
perbaikan atas data pemilih. Namun dengan adanya fakta, masih ada pemilih yang
tercatat dua kali maupun pemilih yang telah pindah domisili masih terdata di
tempat asalnya, Wayan meragukan kinerja lembaga penyelenggara pemilu tersebut.
‘’Kalau memang KPU terus melakukan up
date data pemilih, tidak mungkin terjadi persoalan-persoalan yang berkaitan
dengan data pemilih. Salah satunya masalah data pemilih ganda. ‘’Lalu hasil
perbaikannya mana,’’ tanyanya.
Hasil pendataan yang kurang akurat ini, sambung Wakil
Ketua DPRD Kota Mataram ini, secara tidak langsung akan mengorbankan masyarakat
yang ada di lingkungan-lingkungan. Sebetulnya menurut Wayan, kalau memang data
KPU Kota Mataram benar-benar valid, tentu tidak akan terlalu banyak permasalah
yang muncul di permukaan berkaitan dengan data pemilih.
Wayan lebih setuju, KPU Kota Mataram mengakomodir data
yang diserahkan oleh pihak lingkungan karena merekalah yang paling mengetahui
secara pasti data warga setempat. Ia berharap, KPU Kota Mataram tetap bekerja
optimal, meskipun masa tugas lima komisionernya akan segera berakhir. Sebab, tahapan
pemilu 2014, masih menjadi tanggung jawab komisioner KPU Kota Mataram periode
2009-2013. ‘’Jangan sampai, karena mereka tidak maksimal, akan menggangu
pelaksanaan pemilu nantinya, terutama berkaitan dengan data pemilih,’’
tandasnya. (fit)
Komentar