Abdul Malik Thalib |
KEINGINAN
Dewan Pendidikan Kota Mataram (DKPM) untuk melakukan studi banding ke luar
negeri, menuai kritik dari kalangan DPRD Kota Mataram. Fraksi PKS misalnya,
menilai studi banding ke Singapura tidak relevan. Menurut anggota Fraksi PKS DPRD
Kota Mataram, Abdul Malik Thalib, di Indonesia tidak kalah banyaknya
daerah-daerah yang berprestasi dari segi pendidikan, kalau memang DKPM
betul-betul berniat mencari pembanding daerah yang bagus pengelolaan
pendidikannya.
‘’Kenapa
ndak itu saja yang kita coba untuk
lihat seperti apa pendidikan mereka,’’ sarannya. Kepada Suara NTB di DPRD Kota Mataram, Malik justru mengaku khawatir kalau
studi banding ke luar negeri tidak sinkron antara program pendidikan yang
diterapkan di Singapura dengan yang ada di Kota Mataram. ‘’Ketika itu akan
dirubah, saya pikir butuh waktu yang panjang,’’ terangnya.
Malik
menegaskan pihaknya tidak setuju kalau sampai Pemkot Mataram nantinya
menganggarkan anggaran studi banding ‘’berjamaah’’ anggota DPKM dalam APBD
Perubahan Kota Mataram tahun anggaran 2013. ‘’Terlalu gegabah kalau itu sampai
dianggarkan,’’ cetusnya. Dewan, kata dia, tidak menyalahkan DPKM yang
berkeinginan mencari pembanding.
Namun,
hal itu tidak harus dilakukan beramai-ramai. Bisa saja, katanya yang berangkat
beberapa orang saja yang bisa merepresentasikan keterwakilan DPKM. ‘’Sekitar
lima orang saya kira cukup,’’ imbuhnya. Kalau memang selama ini DPKM
mengeluhkan minimnya anggaran yang diberikan untuk operasional mereka dalam
rangka melaksanakan tupoksi, lalu ketika ada hajat dari Pemkot Mataram untuk
menambah anggaran itu, katanya jangan lantas digunakan untuk studi banding.
Malik
menegaskan ketidaksetujuannya dengan rencana studi banding DPKM ke luar negeri.
Sehingga saat pembahasan APBD Perubahan Kota Mataram nantinya, ia akan berupaya
menghadang pemberian anggaran untuk studi banding DPKM secara berjamaah. Kalau
akhirnya nanti DPKM berangkat studi banding dengan jumlah personel yang
dibatasipun, ia berharap hasilnya betul-betul konkret untuk kemajuan pendidikan
di Kota Mataram.
‘’Ndak
efektif kalau dia rombongan,’’ tandasnya. Jangan sampai cerita yang dibawa,
justru cerita selama perjalanan ke Singapura, bukan cerita soal pendidikan. Ia
khawatir kalau DPKM memaksakan diri untuk studi banding keluar negeri, bukan
tidak mungkin justru akan mendapat kecaman dari masyarakat. (fit)
Komentar