Pemda Harus Selektif

LAMBATNYA progres pembangunan THR (Taman Hiburan Rakyat) Loang Baloq, mendapat sorotan dari kalangan DPRD Kota Mataram. Anggota Komisi III DPRD Kota Mataram, H. Wildan, SH., meminta Pemkot Mataram lebih selektif dalam memilih investor yang diajak bekerjasama dalam pembangunan maupun pengelolaan aset milik Pemkot Mataram.

Ini belajar dari pengalaman yang sudah-sudah. Misalnya kasus Ampenan Harbour yang akhirnya Pemkot Mataram terpaksa harus gigit jari lantaran ditinggal kabur investor tersebut. ‘’Jangan cuma janji,’’ cetusnya menjawab Suara NTB di DPRD Kota Mataram, Senin (2/12) kemarin. Politisi PPP ini menginginkan, bagaimana Pemkot Mataram dalam menjaring investor adalah investor yang betul-betul mau bekerja mengembangkan Kota Mataram.

‘’Tidak hanya mampu, tetapi juga mau bekerja,’’ tandas Wildan. Tidak kunjung dilakukan pembangunan oleh PT. MMS (Mas Murni Sejahtera) pasca-mengantongi persetujuan dari DPRD Kota Mataram, juga memunculkan tanda tanya kalangan legislatif. Ia meragukan kalau kendala perusahaan yang berkantor pusat di Balikpapan itu belum mulai membangun lantaran masih mengurus izin hak guna lahan.

Sebab, lanjut Wildan, kalau hanya masalah perizinan, apalagi izin itu dikeluarkan oleh SKPD lingkup Pemkot Mataram, tentu tidak akan selama itu. Informasi yang diungkapkan Sekda Kota Mataram, HL. Makmur Said mengenai investasi MMS, bahwa perusahaan ini baru akan melakukan peletakan batu pertama sekitar Bulan Februari 2014 mendatang. Tenggat waktu yang terhitung hampir setahun sejak ditandatanganinya kesepakatan kerjasama antara Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh dengan PT. MMS dinilai terlalu lama.

Wildan menduga, tidak kunjung dimulainya pembangunan oleh PT. MMS kemungkinan karena ada masalah di internal investor itu sendiri. ‘’Masalahnya mungkin bukan di Pemda tapi di investornya,’’ ujarnya. Ia berharap, investor yang sudah melakukan perjanjian dengan Pemda, supaya memegang perjanjian itu. (fit)

Komentar