Diduga Hindari Pajak


Banyak Restoran di Mataram Berkedok PKL


Mataram (Suara NTB) –
Diduga sengaja menghindari pajak, banyak restoran menggelar dagangannya ala PKL. Pajak memang dipungut dari konsumen, namun diduga tidak disetor ke kas daerah lantaran mereka mengklaim diri sebagai PKL. Berjualannyapun mengikuti gaya PKL yang menggunakan tenda yang bisa dibongkar pasang. Padahal, dari banyak sisi, mereka tidak layak disebut PKL.

Selain menggunakan lahan lebih besar dibandingkan rata-rata lapak PKL, juga memiliki karyawan yang tidak sedikit. Menurut Sekretaris Komisi II DPRD Kota Mataram, Lalu Suryadi, hal ini tidak bisa dibiarkan. Karenanya, harus ada batasan antara PKL dengan restoran. Salah satunya dari volume barang dagangannya. ‘’Kalau PKL, luas tempatnya juga terbatas,’’ terangnya kepada Suara NTB, kemarin.

Lagipula, lanjutnya Kota Mataram sudah memiliki Perda yang mengatur masalah pajak restoran yang sebetulnya tidak akan membebani pengusaha karena pajak itu dibayarkan oleh konsumen. Tetapi lain halnya kalau pajak dipungut tapi tidak disetorkan. Karenanya, ia mengimbau Pemkot Mataram melalui SKPD terkait melakukan penertiban restoran berkedok PKL. Sebab kalau dibiarkan, potensi pajak restoran akan terus menguap.

Sebelumnya, Wakil Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana kepada Suara NTB menyatakan, pertumbuhan sektor informal di Kota Mataram, luar biasa pesat. Populasi PKL misalnya, dari waktu ke waktu terus bertambah. ‘’Ruang-ruang kosong di Mataram sangat cepat dimanfaatkan untuk sektor informal,’’ terangnya. Namun Pemkot, sambungnya, telah melarang PKL membuat bangunan permanen.

Untuk mengantisipasi supaya keberadaan PKL tidak mengganggu kenyamanan masyarakat, Pemkot Mataram, sudah melakukan pencegahan sejak dini. Mohan menyayangkan adanya restoran yang berpraktik layaknya PKL. ‘’Ini kuncinya ada di pengurus Apkli,’’ cetusnya. Yang jelaas, PKL di Kota Mataram harus ditata dengan serius. Memang harus ada spesifikasi yang jelas antara PKL dengan restoran.

‘’Kalau restoran ya restoran, kalau PKL ya PKL,’’ tegasnya. Mohan menegaskan komitmennya untuk menertibkan restoran berkedok PKL tersebut. Sebab, jika tidak ditindak, hal ini dikhawatirkan bakal menjadi virus yang bisa menular ke pedagang lainnya. ‘’Pokoknya kalau kita tidak tegas, PKL ini akan semrawut,’’ tandasnya. (fit)

Komentar