Sahram |
"Pak
Wali ini dipermainkan sama bawahannya," kata Sahram. Menurut dia,
sebetulnya tidak ada masalah kemanapun Pemkot Mataram akan melakukan pinjaman
yang penting ada keseriusan dari para pembantu Walikota dalam melaksanakannya.
Politisi PAN ini tidak mempermasalahkan kalaupun sekarang Walikota Mataram, H.
Ahyar Abduh memberi sinyal akan meminjam dana perbaikan jalan rusak di Bank
NTB.
Yang
terpenting, lanjutnya Walikota jangan lagi mau dipermainkan oleh para
pembantunya, sehingga pinjaman di bank daerah tidak menemui nasib serupa dengan
pinjaman daerah di PIP. ‘’Saya tidak menunjuk hidung ya siapa orangnya,’’
cetusnya. Namun, dengan Dewan pun, kata Sahram, belum dibangun komunikasi yang
konstruktif terkait progres-progres rencana pinjaman daerah itu.
Ia
menyesalkan kalau akhirnya Pemkot Mataram gagal mendapat pinjaman daerah di
PIP. Pasalnya, proses yang dilalui untuk mendapatkan pinjaman Rp 60 miliar itu,
tidak sebentar. Bahkan langkah peminjaman itu sudah dilakukan sejak tiga tahun
yang lalu. Malah, demikian, Sahram, pihak PIP sendiri sudah sampai pada tahap
melakukan survai jalan-jalan yang perbaikannya akan dibiayai melalui pinjaman
tersebut.
‘’Tinggal
diterbitkan kesimpulannya dalam bentuk studi kelayakan,’’ imbuhnya. Sahram
tidak menampik bahwa pinjaman daerah melalaui PIP tidak mudah. Namun,
kendala-kendala tersebut diyakini bisa diatasi sepanjang terjalin komunikasi
yang konstruktif dengan stake holders yang ada di Kota Mataram.
Sahram
melihat ada koordinasi yang kurang sinkron antara Bappeda selaku perencana
dengan Dinas PU sebagai SKPD teknis. Dalam hal ini yang penting SKPD terkait
kompak dalam melaksanakan tupoksinya masing-masing. Pihaknya mendukung
eksekutif meminjam di mana pun. ‘’Toh yang namanya pinjaman di mana saja, pasti
akan dikembalikan,’’ tandasnya.
Ia
menyayangkan anggaran yang sudah keluar untuk melobi pinjaman daerah di PIP. ‘’Ada
honorarium itu Rp 100-an juta. Nah saya kurang tahu anggaran itu untuk apa.
Tapi saya mencermati ada anggaran PIP di APP,’’ tandasnya. (fit)
Komentar