Lobi Jetstar Jangan Mubazir


UPAYA Pemprov NTB melakukan lobi supaya maskapai penerbangan Jetstar Airways tidak menutup rute Perth – BIL (Bandara Internasional Lombok) memang cukup baik. Namun dibalik itu, upaya yang dilakukan nampaknya kurang memperhatikan aspek efektivitas dan efisiensi anggaran. Bagaimana tidak, hanya untuk melobi Jetstar, harus dilakukan beramai-ramai.

Terbukti, Selasa (17/6) kemarin lima orang pejabat yang berangkat ke ke Melbourne Australia berasal dari dua orang pejabat dari eksekutif, dua orang pejabat dari DPRD NTB dan satu orang pelaku pariwisata. Mereka adalah Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si, Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Setda NTB, Drs. H. Gita Aryadi, M.Si. Kemudian dua orang unsur pimpinan Komisi II DPRD NTB yang membidangi pariwisata yakni Mori Hanafi, SE, M.Comm dan Johan Rosihan, ST. Kemudian Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB, I Gusti Lanang Patra.

Keberangkatan para pejabat itu secara berjamaah ke Melbourne Australia kalau dipandang dari segi anggaran, jelas tidak efisien. Padahal, kalau hanya untuk kepentingan melobi supaya maskapai penerbangan yang berkantor pusat di negeri kanguru itu mengurungkan niatnya menutup penerbangan ke BIL, cukup dilakukan satu atau paling banyak dua orang yang memang berkompeten dalam persoalan tersebut.

Kalau keberangkatan tersebut menggunakan uang pribadi, jelas tidak akan menjadi sorotan. Tetapi keberangkatan lima pejabat ini menggunakan uang rakyat yang bersumber dari APBD. Sehingga akan sangat mubazir jika urusan melobi Jetstar dilakukan oleh lima orang.

Namun demikian, keberangkatan lima pejabat itu diharapkan membawa kabar baik. Jangan sampai keberangkatan ke Melbourne Australia tidak membuahkan hasil, apalagi yang berangkat bukan satu dua orang. Akan sangat rugi sekali kalau lima pejabat itu pulang dengan tangan hampa, terlebih misalnya tidak mampu meyakinkan manajemen Jetstar supaya tidak menutup rute penerbangan ke BIL.

Kengototan Pemprov NTB mempertahankan Jetstar diharapkan sudah melalui pertimbangan yang matang dan bukan karena latah atau gagah-gagahan saja. Karena seperti diketahui bersama Pemprov NTB akan memberikan dana marketing fund sebesar Rp 1 miliar kepada Jetstar. Namun berapapun anggaran yang bakal dirogoh Pemprov NTB untuk mempertahankan maskapai tersebut, tidak menjadi masalah sepanjang hasilnya juga jelas.

Kalkulasi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) NTB, Drs. Muhammad Nasir mengenai naiknya tingkat kunjungan wisatawan dari Australia ke Lombok melalui BIL yang mencapai 190 persen diharapkan mampu mendatangkan manfaat besar bagi daerah ini. Apalagi dengan angka kunjungan seperti itu diyakini akan mendatangkan devisa mencapai Rp 50 miliar per tahun. (*)

Komentar