Peluang Kerja Tidak Memadai


Lalu Suriadi
MASIH tingginya angka pengangguran di Kota Mataram, menjadi sorotan kalangan DPRD Kota Mataram. Sekretaris Komisi II DPRD Kota Mataram yang juga anggota Fraksi PAN, Lalu Suriadi, SE., kepada Suara NTB, mengungkapkan, tingginya angka pengangguran di Kota Mataram, tidak saja karena lambannya program Pemkot Mataram, tapi juga adanya intervesi dari beberapa program nasional.

Seperti naiknya gaji pegawai negeri dan kurs rupiah yang begitu lemah. ‘’Itukan akan berdampak pada daya beli masyarakat. Sehingga inilah yang menyebabkan meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran,’’ terangnya. Untuk itu, Suriadi meminta program pemberdayaan masyarakat perlu ditingkatkan.

Selain bantuan modal, juga penting menyaluran bantuan program PER supaya tercipta wirausaha baru sebagai jawaban atas tingginya angka pengangguran di Mataram. ‘’Kita harapkan ada langkah perubahan,’’ cetusnya. Namun, sebetulnya dari program PER yang telah dianggarkan tahun ini, sudah mampu mengcover 90 persen pengangguran.

Tetapi, sambung Suriadi, kadang-kadang karena adanya program dari pusat membuat masyarakat yang tadinya sudah mulai sejahtera, kembali menjadi miskin bahkan menjadi pengangguran. Menurutnya, salah satu pemicu bertambahnya jumlah pengangguran di Kota Mataram, lantaran pertumbuhan penduduk tinggi, tidak disertai dengan peluang kerja yang memadai.

Selain itu, tingkat kelulusan tidak sebanding dengan lapangan kerja yang ada. Hal ini terlihat dari tingginya angka pengangguran yang didominasi oleh pengangguran terdidik. Misalnya lulusan sarjana yang dinilai kerap memilih jurusan yang keliru. ‘’Kadang-kadang program studi yang dipilih tidak sesuai dengan kualifikasi yang ada di dunia kerja,’’ imbuh Suriadi.

Terkait PER, lanjut Suriadi, sebenarnya merupakan program yang cukup ideal dalam mengatasi malasah kemiskinan dan pengangguran di Kota Mataram. Hanya saja, memang ada hal-hal yang tidak bisa diprediksi sebelumnya, seperti kurs rupiah melemah, kenaikan gaji pegawai negeri dan dampak dari ekonomi global. Belum lagi lulusan SMA/SMK yang tidak melanjutkan kuliah, berpotensi juga menjadi pengangguran. Hal itu jelas akan menjadi beban baru bagi Pemkot Mataram.

Karenanya, Suriadi menegasan bahwa program PER yang telah dicanangkan melalui RPJMD harus betul-betul dikawal agar tidak salah sasaran. (fit)

Komentar