Tak Sesuai dengan Visi Kota Mataram

Dewan Minta Salon dan Spa ‘’Esek-esek’’ Ditutup


 
Mataram (Suara NTB) –
Anggota Fraksi PKS DPRD Kota Mataram, TGH. Ahmad Muchlis meminta Pemkot Mataram menutup salon dan spa yang diduga menjadi tempat praktik esek-esek. Bisnis esek-esek berkedok salon ataupun spa jelas bertentangan dengan visi Kota Mataram ‘’maju, religius dan berbudaya’’. Hal ini menyusul temuan Disosnakertrans Kota Mataram yang melakukan sidak di tiga salon dan spa berbeda di Kota Mataram.

Selain menemukan minuman beralkohol, sidak itu juga mengungkap adanya spa yang diduga menyediakan tempat penginapan yang ternyata belum mengantongi izin. Ahmad Muchlis meminta salon dan spa esek-esek diberikan SP (surat peringatan, red). ‘’Salon dan spa seperti itu harus diberikan SP1 sampai SP3. Kalau tidak diindahkan, maka salon dan spa itu harus ditutup,’’ tegasnya.

Dengan menyediakan minuman beralkohol ataupun tempat penginapan, hal itu dianggap sudah tidak sesuai dengan izin. Menurut dia, praktik salon yang lazim, berhubungan dengan perawatan kulit maupun rambut. ‘’Kalau sampai menjual miras, itu izinnya harus terpisah,’’ cetusnya. Demikian pula dengan penginapan, harus mengantongi izin berbeda dengan spa.

Sepengetahuan Muchlis, memang ada hotel-hotel berbintang yang juga menyediakan layanan spa. Tetapi yang menjadi temuan Disosnakertrans Senin lalu, cukup mengejutkan. Yang jelas, Kota Mataram dengan visi yang sudah cukup bagus itu, tidak pantas menjadi pusat kegiatan prostitusi, miras maupun judi. Ia mengapresiasi langkah cepat yang dilakukan Pemkot Mataram.

Karena bukan tidak mungkin penutupan lokalisasi Dolly di Surabaya akan berdampak ke Kota Mataram. Dengan temuan Disosnakertrans, lanjut Muchlis, merupakan suatu indikasi munculnya penyakit sosial masyarakat. Ia meminta supaya pengawasan terus ditingkatkan. Politisi PKS ini menyayangkan adanya usaha milik masyarakat yang beraroma esek-esek. Karenanya, ia mengimbau kepada Pemkot Mataram untuk kembali mensosialisasikan visi Kota Mataram.

Bila perlu, sambung Muchlis, Walikota melakukan edukasi kepada para pemilik salon dan spa yang ada di Kota Mataram. Menjamurnya jumlah salon dan spa di Kota Mataram, bukanlah ancaman. Sepanjang para pemilik salon dan spa berpraktik sesuai izinnya. Bukan hanya menjadi kedok untuk usaha lainnya.

Ditambahkan anggota Komisi II DPRD Kota Mataram, Misban Ratmaji. Ia memperkirakan tidak sedikit salon maupun spa yang memiliki bisnis terselubung lainnya. Ia menyarankan kepada Pemkot Mataram untuk mengawasi semua salon yang ada di Kota Mataram. ‘’Kita kirim petugas berpakaian preman untuk memantau aktivitas salon tersebut,’’ usulnya. (fit)

Komentar