Damkar Rencanakan Bangun Dua Pos Unit
Mataram
(Suara NTB) –
Mengantisipasi
tingkat kepadatan penduduk yang terus bertambah setiap tahun, Kantor Damkar
(Pemadam Kebakaran) Kota Mataram berencana membangun setidaknya dua pos uni.
Masing-masing satu pos unit di Kecamatan Sandubaya dan satu pos unit di
Kecamatan Ampenan. Anggaran yang dibutuhkan untum membangun satu pos unit
sekitar Rp 300 – 400 juta.
Rencana
pembangunan dua pos unit ini sudah diusulkan sejak beberapa tahun yang lalu, termasuk
tahun 2014 ini. Tetapi, rencana ini belum bisa terwujud lantaran anggaran yang
diusulkan pihak Damkar dicoret TAPD Kota Mataram. Namun demikian, pihak Damkar
akan terus mengusulkan pembangunan dua pos unit ini tahun 2015 mendatang.
‘’Pembangunan dua pos unit ini cukup mendesak,’’ cetus Kasi Bimbingan
Penyuluhan dan Pelatihan Kantor Damkar Kota Mataram, Ahmad Muslihadin kepada Suara NTB di rumahnya.
Menurut
Ahmad, tantangan Kota Mataram ke depan adalah bencana kebakaran. ‘’Topografi
Kota Mataram tidak ada bencana longsor maupun banjir, yang perlu diwaspadai
justru bencana kebakaran,’’ terangnya. Selama ini, respon time atas laporan masyarakat yang menginformasikan adanya
kebakaran di suatu lokasi, sekitar 15 menit. Dengan adanya pos unit nantinya diharapkan
mampu mempersingkat respon time
menjadi 10 menit bahkan kurang.
Ahmad
mengaku tidak jarang pihaknya menjadi sasaran kemaharan warga lantaran dianggap
lamban merespon laporan masyarakat. ‘’Begitu laporan masuk, kami langsung
respon. Tidak ada istilah nanti dulu apalagi bilang ndak. Tidak pernah ada dalam sejarah,’’ tandasnya. Ia mengaku,
nomor telepon Damkar kerap menjadi sasaran keisengan oknum-oknum yang kurang
bertanggung jawab.
Selain
pembangunan pos unit, Damkar, kata Ahmad tetap melakukan upaya preventif. ‘’Kami
tetap melakukan penyuluhan dan memberikan bantuan APAR (Alat Pemadam Api
Ringan),’’ akunya. Sasaran penyuluhan pada aparat di tingkat bawah tapi juga
masyarakat umum. Sementara itu, bantuan APAR telah didistribusikan sekitar 200
unit. Bantuan APAR ini akan terus diberikan sampai seluruh lingkungan di Kota
Mataram mendapat alat tersebut secara merata.
Dikatakan
Ahmad, karena jumlahnya yang terbatas, maka 200 unit APAR itu diberikan untuk
lingkungan padat penduduk yang kurang tertata. Setiap lingkungan, menurut dia,
selalui mempunyai kawasan padat yang tidak tertata. (fit)
Komentar