Prihatin Kehidupan Masyarakat Ampenan



BANYAK motivasi orang menjadi anggota Dewan. Mulai dari prestise hingga menambah pundi-pundi kekayaan. Namun, tidak demikian halnya dengan anggota DPRD Kota Mataram, Zaitun, SH. Berangkat dari keprihatinan terhadap kehidupan masyarakat di Ampenan, ibu tiga anak ini mencalonkan diri menjadi anggota DPRD Kota Mataram dari Partai Golkar dengan daerah pemilihan Ampenan.

Meski baru pertama kali ikut pencalegan, Zaitun berhasil melenggang ke kursi DPRD Kota Mataram. Bahkan, wanita kelahiran 16 September 1977 ini mampu meraup suara terbanyak diantara anggota DPRD Kota Mataram lainnya dengan 3.600 lebih suara. Dikatakan Zaitun, dirinya termotivasi menjadi anggota Dewan setelah melihat tidak ada perkembangan signifikan di Ampenan.

Di Ampenan masyarakat kebanyakan menengah ke bawah. ‘’Saya terjun langsung ke lingkungan-lingkungan dan melihat langsung kehidupan masyarakat,’’ akunya menjawab Suara NTB di kediamannya, Rabu (20/8) kemarin. Di Ampenan, demikian Sekretaris Fraksi Partai Golkar DPRD Kota Mataram ini, masih banyak masyarakat yang hidupnya serba kekurangan dan kumuh. ‘’Apalagi di Ampenan Utara dan Dayan Peken, hujan satu kali saja sudah banjir. Apalagi banyak yang pelihara kuda sehingga lingkungan menjadi tidak sehat,’’ cetusnya.

Zaitun mengatakan, pihaknya berkomitmen membenahi kehidupan masyarakat, khususnya di dapil Ampenan dalam bidang kesehatan dan kebersihan. Zaitun juga menyoroti infrastruktur yang terkesan terbengkalai. Ia mencontohkan saluran drainase di Batu Raja yang telah dibangun 20 – 30 tahun yang lalu, hingga kini tidak pernah diperbaiki.

Selain drainase, maraknya pembangunan taman di Kota Mataram juga tidak luput dari atensi Zaitun. Menurut dia, Pemkot Mataram kurang punya naluri bisnis, sehingga taman-taman yang ada di Kota Mataram tidak bisa menghasilkan PAD (Pendapatan Asli Daerah). Setidaknya, sambung Zaitun, kalau mampu menghasilkan PAD, akan dikembalikan untuk membiayai taman itu sendiri.

Sehingga, tidak seperti sekarang ini, perawatan taman-taman di Mataram masih membebani APBD. Gagasan yang tak kalah menarik disampaikan Zaitun mengenai kunjungan kerja Dewan ke luar daerah. Ia akan mengusulkan supaya kunker Dewan membawa serta SKPD dan pihak ketiga sesuai bidang yang dipelajari. Sebab, kalau hanya Dewan yang melakukan kunker, ia sanksi hasilnya bisa diimplementasikan di Mataram. (fit)

Komentar